Oleh Syahril Daud
Pengamat Ekonomi dari UBL

SEJAK pandemi Covid-19, banyak orang memilih berlibur di tempat yang berbasis alam seperti gunung, pantai, dan sebagainya. Itu karena tempat-tempat tersebut lebih sederhana, nyaman, jauh dari keramaian, tidak ribet, dan tidak memerlukan biaya banyak.

Saat berlibur ke Lampung, mereka tidak ingin sekadar datang, lalu pulang. Mereka ingin menginap. Tempat penginapan yang banyak terdapat di tempat-tempat seperti itu adalah villa. Itu sebabnya banyak yang menginap di villa.

Banyaknya orang yang menginap di villa membuat villa menjadi satu di antara bisnis yang menjanjikan. Hal ini kemudian membuat banyak orang berbisnis villa.

Untuk menjalankan bisnis villa, pemilik villa mengeluarkan biaya tidak sedikit. Sementara, pemilik villa tidak mungkin mematok tarif mahal kepada pengunjung yang menginap di villanya.

Guna menutupi biaya tersebut, pemilik villa harus pintar melihat peluang. Misalnya, kalau di sekitar villanya bisa membuka bisnis lain, maka sebaiknya membuka bisnis tersebut. Misalnya, taman bermain.

Selain itu, pemilik villa juga bisa bekerja sama dengan dinas terkait untuk bisa mengangkat keunggulan yang ada di sekitar villa. Seperti gunung, laut, dan sebagainya.

Selain bekerja sama mengangkat keunggulan, pemilik villa juga bisa bekerja sama dengan dinas terkait dan investor untuk menyediakan fasilitas sesuai kebutuhan villa.

Satu di antaranya fasilitas jalan menuju villa. Jika jalan masih rusak, bisa meminta bantuan untuk perbaikan, sehingga orang-orang lebih mudah menuju villa.

Selanjutnya, untuk memperkenalkan villanya, pemilik villa bisa melakukan promosi, seperti di media sosial. Kita tidak bisa memungkiri media sosial adalah sarana promosi paling ampuh karena pengguna media sosial yang sangat banyak. (din)

Baca juga: Staycation di Lampung Makin Betah dan Nyaman, Menawarkan Ketenangan dan Suasana Kampung