Singtel Caplok 16,3 Persen Saham Bank Fama Senilai Rp 500 Miliar
Perusahaan asal Singapura, Singtel mencaplok 16,3% saham milik bank asal Indonesia, Bank Fama International.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA -- Perusahaan asal Singapura, Singtel mencaplok 16,3% saham milik bank asal Indonesia, Bank Fama International.
Melalui anak usahanya, Singtel Alpha Investments, Singtel mengakuisisi 16,3% saham Bank Fama dengan nilai tunai sebesar Rp 500 miliar rupiah atau sekitar S$ 48 juta.
Dalam pengajuan bursa pada Jumat (21 Januari 2022), perusahaan telekomunikasi asal Singapura itu mengatakan telah mengakuisisi 2,4 miliar saham baru yang dikeluarkan oleh Bank Fama International.
Baca juga: 7 Jurus BSI Untuk Dongkrak Akselerasi Perbankan Syariah
Akuisisi tersebut didanai melalui sumber internal. Investasi tersebut merupakan bagian dari rencana Singtel untuk mengejar peluang perbankan di Indonesia.
Mengutip the Business Times pada Jumat (21/1/2022), investor Bank Fama termasuk pelaku layanan digital yang terdaftar di Nasdaq yakni Grab.
Perusahaan ride hailing ini juga bekerja sama dengan Singtel untuk mengoperasikan bank digital di Singapura.
Singtel mencatat bahwa jumlah populasi Indonesia menjadi yang belum memiliki rekening bank menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara.
Baca juga: Bank Indonesia Jadi Korban Serangan Ransomware
Singtel berharap investasinya ini akan mengembangkan proposisi perbankan digital Fama dan mendorong inklusi keuangan yang lebih besar ke depannya.
Nilai aset bersih Bank Fama berdasarkan laporan keuangan sebesar Rp 1,59 triliun per September 2021. Adapun modal intinya Rp 1,03 triliun di periode yang sama.
Baca juga: Perbankan Diminta Hentikan Pendanaan ke Perusahaan Miliki Bisnis Batubara dan PLTU
Sahamnya dimiliki mayoritas oleh anak perusahaan konglomerat media dan teknologi Indonesia Elang Mahkota Teknologi (Emtek).
Sekadar informasi, kerja sama Grab-Singtel di bank digital di Singapura telah diizinkan lisensi full-bank digital di Singapura pada 2020. Pada Juli 2021, perusahaan patungan itu juga mengajukan lisensi perbankan digital di Malaysia. (Rizki Caturini)