TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Keuangan resmi menunjuk aplikasi reksa dana untuk pemula, Bibit, sebagai Mitra Distribusi penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di Indonesia.

CEO Bibit Sigit Kouwagam mengatakan, penunjukan Bibit sebagai mitra distribusi SBN akan menjadi motivasi bagi perseroan untuk mengajak lebih banyak lagi masyarakat dalam berkontribusi bagi perekonomian Indonesia.

“Dalam momentum pemulihan ekonomi nasional, masyarakat yang membeli SBN secara tidak langsung ikut serta dalam membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara," katanya dalam keterangan resminya, Jumat (21/1/2022).

Obligasi Negara Ritel seri ORI021 menjadi SBN Ritel yang diterbitkan pemerintah pada tahun ini, sekaligus SBN Ritel pertama di tahun 2022 yang dapat dibeli oleh masyarakat di Bibit.

Masa penawaran ORI021 akan dimulai pada tanggal 24 Januari 2022 dan berakhir pada 17 Februari 2022. Pembelian/pemesanan minimal untuk ORI021 adalah Rp1 juta dan kelipatan Rp1 juta dengan maksimum Rp2 miliar.

Baca juga: Asyik, Beli SBN Ritel di Bareksa Dapat Reward OVO Point Maupun Grab Voucher

Untuk bisa membelinya, kata Sigit, para pengguna cukup mengklik icon atau banner Surat Berharga Negara (SBN) di homepage aplikasi maupun website Bibit.

Dalam hal ini, Bibit bermitra dengan Stockbit Sekuritas untuk mengelola pencatatan dan penyimpanan Rekening Dana Investor SBN milik investor.

Baca juga: Penjelasan Pemerintah Soal Rendahnya Keuntungan SBN Ritel ORI020

Nantinya, setelah investor melakukan pembayaran untuk transaksi SBN, investor akan menerima bukti transaksi berupa Bukti Penerimaan Negara (BPN).

"Di dalam BPN, terdapat Nomor Tanda Penerimaan Negara (NTPN) yang diterbitkan langsung oleh negara serta menjadi bukti kepemilikan SBN yang dibeli," lanjutnya.

Baca juga: Penempatan Dana Haji di SBN Dinilai Aman dan Optimal

Selain berkesempatan untuk berkontribusi bagi pembangunan negara, investasi di SBN juga memiliki beberapa keunggulan lain. Pertama, pembayaran kupon dan pokok SBN dijamin 100% oleh negara. Jadi, tidak ada risiko gagal bayar.

Kedua, imbal hasil yang SBN tawarkan lebih tinggi dari rata-rata bunga deposito bank BUMN.

Menurut Deni Ridwan Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Republik Indonesia, ORI021 akan ditawarkan dengan kupon fixed atau tetap 4,9%, tenor tiga tahun, dan dapat diperjualbelikan, lebih tinggi daripada suku bunga acuan BI yang saat ini adalah 3,5 persen.

Ketiga, pajak yang dikenakan pada imbal hasil SBN adalah 10%, lebih rendah dari pajak deposito, yakni 20%.

Terakhir, SBN bisa menjadi pilihan investasi yang memberikan passive income yang konsisten kepada investor karena imbal hasilnya (kupon) dibayarkan setiap bulan.

Jumlah investor SBN Ritel terus naik secara signifikan sejak SBN Ritel diterbitkan untuk pertama kalinya di tahun 2006.

Tercatat adanya 16.651 investor SBN di tahun 2006, 83.662 investor di tahun 2016, 195.277 investor di tahun 2018, dan angkanya hampir menyentuh 600 ribu investor di bulan Oktober 2021.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Kementerian Keuangan membangun platform distribusi secara online sehingga masyarakat masih bisa melakukan investasi di SBN ritel meskipun mereka harus berada di rumah.

Laporan Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Sumber: Kontan