Minyak Goreng Raib di Minimarket, Warga Kesulitan Mendapatkannya, Pemerintah Dianggap Salah Strategi
Meskipun pemerintah menjamin minyak goreng Rp 14.000/liter tersedia di pasar modern, pada kenyataan tak sesuai janji.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, PURBALINGGA - Meskipun pemerintah menjamin minyak goreng Rp 14.000/liter tersedia di pasar modern, pada kenyataan tak sesuai janji.
Banyak warga yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan sembako yang harganya kini melambung tinggi tersebut.
Sebagai contoh, di Purbalingga, Jawa Tengah, kejadian seperti itu dimanfaatkan oleh para pelaku perdagangannya sendiri.
Ternyata, terungkap modus yang dilakukan oleh karyawan toko sehingga minyak goreng menjadi langka.
Baca juga: Empat Raja Minyak Goreng Indonesia Kuasai 46,5 Persen Pangsa Pasar Nasional
Karenanya, Dinperindag Kabupaten Purbalingga melakukan operasi di toko modern Alfamart dan Indomaret yang terhimpun dalam asosiasi pengusaha retail Indonesia (Asprindo).
Dalam operasi tersebut, petugas menemukan sejumlah toko modern atau minimarket di Purbalingga menyembunyikan minyak goreng dari display toko.
Etalase minyak goreng di sejumlah toko modern tersebut kosong dan hanya tertempel tulisan “Minyak Habis, Terimakasih”.
Padahal saat petugas mengecek ke dalam gudang, nampak belasan karton minyak goreng ukuran 2 liter tertumpuk di sana.
Baca juga: Resep Udang Goreng Garlic Salted Egg, Menu Enak dan Mudah Dibuat untuk Hidangan Imlek
Kepala Dinperindag Kabupaten Purbalingga, Johan Arifin mengungkapkan, pengelola minimarket beralasan menyembunyikan stok minyak goreng karena takut terjadi kerumunan warga.
“Padahal alasan apapun tidak boleh menyembunyikan stok, itu berpotensi pelanggaran,” katanya kepada Kompas.com, Jumat (21/1/2022).
Tak hanya itu, Johan juga menemukan satu toko modern memberlakukan tindakan nakal kepada konsumen.
Minimarket tersebut memberikan syarat kepada konsumen untuk belanja barang dengan jumlah tertentu jika ingin mendapatkan minyak goreng.
“Jadi ada toko yang malah memberikan syarat untuk belanja barang lain dulu dengan batas minimal sebelum bisa membeli minyak goreng,” ujar Johan.
Baca juga: Sanksi Penimbun Minyak Goreng: Penjara 5 Tahun atau Denda Rp 50 Miliar
Atas temuan tersebut, Johan telah memberikan surat peringatan kepada Asprindo.
Dia mengungkapkan, jika ke depan masih ditemukan praktik nakal serupa, pihaknya tidak akan segan-segan untuk menindak sesuai aturan yang berlaku.
Dikonfirmasi terpisah, Wakapolres Purbalingga, Kompol Pujiono mengungkapkan, kepolisian akan mendalami temuan dari operasi pasar yang dilakukan Dinperindag.
Pujiono akan mempelajari apakah terdapat dugaan praktik penimbunan yang dilakukan oleh pengelola toko modern saat minyak goreng Rp 14.000 dijalankan.
“Masih kami dalami, sementara akan kami kumpulkan terlebih dahulu bukti-bukti dan keterangan dari pihak terkait,” pungkasnya.
Baca juga: Sanksi Penimbun Minyak Goreng: Penjara 5 Tahun atau Denda Rp 50 Miliar
Jakarta Juga
Di Jkarta, Yuni, seorang pembeli minyak goreng di minimarket Jalan Otista Raya, Kelurahan Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur mengaku senang meski kesulitan mendapat barang.
Pasalnya demi mendapat satu minyak goreng ukuran dua liter dengan harga Rp 28 ribu saja dia sampai harus mendatangi lima minimarket di wilayah Kecamatan Jatinegara.
"Ini saya udah empat tempat (minimarket datang), akhirnya saya baru dapet. Di minimarket lain yang sebelumnya sudah pada habis," kata Yuni di Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (19/1/2022).
Menurutnya meski pada setiap minimarket satu orang dibatasi hanya boleh membeli maksimal dua liter, tapi animo warga membeli minyak goreng dengan harga murah lebih tinggi.
Mengingat dalam beberapa bulan terakhir harga minyak goreng melejit, untuk ukuran dua liter bahkan mencapai Rp 40 ribu sehingga warga hingga pengusaha makanan mengeluh.
Saat tiba di satu minimarket Jalan Otista Raya Yuni bahkan mendapati stok minyak goreng di bagian rak sudah nyaris habis.
Sisanya tidak sampai 10 botol kemasan ukuran dua liter.
"Dapatinya satu enggak boleh (beli) dua. Harganya Rp 28 ribu, sebelumnya kan sampai Rp 40 ribu ya. karena saya botol dua liter jadi satu. Sekarang harga sudah turun jadi pada antre," ujarnya.
Panic Buying
Pemerintah sebelumnya memastikan stok minyak goreng harga Rp 14.000 aman dan banyak.
Namun banyak warga yang melakukan panic buying, selain itu banyak warga yang juga mengalami kehabisan stok.
Ternyata, hal ini malah membuat karyawan toko ritel menyimpan minyak goreng murah Rp 14.000 itu di gudang dan tidak memajangnya.
Padahal banyak warga yang masih belum kebagian stok minyak goreng tersebut.
Memastikan stok minyak goreng kemasan subsidi aman, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Purbalingga menggelar inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah toko modern.
Hal ini dilakukan menyusul kebijakan Kementrian Koordinator Perekonomian Republik Indonesia (Kemenko Perekonomian RI) mengenai pemberlakuan minyak goreng satu harga Rp 14 ribu per liter yang mulai diterapkan sejak 19 Januari lalu di retail modern.
Fungsional Perindustrian dan Perdagangan Muda, Dinperindag Purbalingga, Martha Dwi Hudiati, mengatakan monitoring bertujuan memantau ketersediaan stok terutama minyak goreng yang mengalami kenaikan.
Kemudian memastikan kebijakan harga subsidi minyak goreng kemasan premium dari pemerintah pusat Rp 14 ribu satu liter sudah diterapkan.
"Dari pantauan tim toko ritel modern kerap tidak mengisi rak minyak goreng, padahal, stok di gudang tersedia dan bahkan rak minyak goreng justru malah diisi dengan produk selain minyak goreng," katanya.
Melihat kondisi ini, tim sidak pun meminta kepada pengelola segera memajang minyak goreng dan meminta agar jangan sampai tidak dijajakan.
"Bila mereka tidak taat mengeluarkan minyak goreng kemasan dari gudang, maka akan diberi peringatan tertulis," jelasnya.
Edi, salah satu karyawan ritel modern di Purbalingga beralasan, tidak memajang minyak goreng lantaran menilai masyarakat panic buying dan menyerbu minyak.
Daftar toko menjual minyak goreng murah Rp 14.000 selain Indomaret dan Alfamart
Simak daftar toko yang menjual minyak goreng murah Rp 14.000 selain Indomaret dan Alfamart.
Seperti yang diketahui, saat ini banyak stok minyak goreng murah di Alfamart maupun Indomaret yang ludes diserbu pembeli.
Hal ini terjadi karena aksi panic buying dari warga.
Warganet juga membagikan aksi masyarakat yang menyerbu Indomaret maupun Alfamart untuk memborong minyak goreng tersebut.
Salah satu unggahan yang menunjukkan aksi memborong minyak goreng di Indomaret diunggah oleh akun @dendrophiless.
Meski demikian, program harga minyak goreng Rp 14.000 ini sebenarnya tak hanya bisa didapatkan di Indomaret.
Namun juga bisa didapatkan di sejumlah ritel modern yang lain.
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang mengatakan bahwa kebijakan harga minyak goreng satu harga dimulai dari ritel modern yang menjadi anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).
Selain itu, Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey Roy juga mengatakan hal serupa.
"Kami menyediakan minyak goreng baik kemasan sederhana maupun premium dengan ukuran mulai per satu liter dijual dengan harga yang sama, yakni Rp 14.000, menggunakan stok atau persediaan minyak goreng yang ada saat ini di setiap gerai/toko sambil menunggu pasokan minyak goreng dari distributor dan produsen yang telah mendapat penugasan pemerintah," ujarnya sebagaimana dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Rabu 19 Januari 2021.
Daftar ritel minyak goreng Rp 14.000
Berikut ini, sejumlah ritel anggota Aprindo selain Indomaret dan Alfamart untuk mendapatkan minyak goreng Rp 14.000:
TipTop
Papaya Fresh Galery
Tomang Tol Swalayan
Naga Pasar Swalayan
Hypermart
Lotte Mart
Super Indo
Strategi Marketing Pemerintah Salah
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai pemerintah telah salah menjalankan strategi dalam menerapkan kebijakan minyak goreng satu harga Rp 14 ribu per liter, sehingga terjadi panic buying di masyarakat.
"Ini merupakan bentuk kesalahan strategi marketing pemerintah dalam membuat kebijakan publik, dan kegagalan pemerintah dalam membaca perlaku konsumen Indonesia," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tutus Abadi, Senin (24/1/2022).
Menurutnya, dari sisi konsumen, perilaku panic buying juga merupakan fenomena yang anomali dan cenderung sikap yang egoistik, hanya mementingkan kepentingannya sendiri.
"Terkait hal ini, menurut keterangan Aprindo, stok minyak satu harga makin menipis. Seharusnya pemerintah membatasi pembelian, misalnya konsumen hanya boleh membeli satu bungkus per satu liter saja," tuturnya.
Tulus pun menyebut, YLKI menduga intervensi pemerintah dalam menyediakan harga minyak goreng tidak akan efektif, seiring adanya kesalahan strategi.
"Tidak menukik pada hulu persoalan yang sebenarnya, yakni adanya dugaan praktik kartel di pasar minyak goreng," ujar Tulus.
Diketahui, pemerintah telah menerapkan kebijakan minyak goreng satu harga Rp 14 ribu per liter sejak 19 Januari 2022 hingga enam bulan ke depan, dengan menyiapkan 1,2 miliar liter minyak goreng. (Tribunnews.com/Tribun Jakarta/Tribun Jateng/Kompas.com)