Air Bersih Jadi Hal Krusial Hadapi Perubahan Iklim Ekstrem
Direktur Utama PT Krakatau Tirta Industri (KTI) Alugoro Mulyowahyudi menyampaikan bahwa air merupakan sumber energi alternatif terbarukan
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perubahan iklim ekstrem dikhawatirkan akan berdampak negatif pada ketersediaan air.
Hal ini dikarenakan dengan meningkatnya suhu udara menyebabkan semakin cepatnya proses penguapan maupun terbuangnya air ke laut sehingga mempengaruhi kualitas dan kuantitas air tanah yang menjadi semakin cepat berkurang.
Direktur Utama PT Krakatau Tirta Industri (KTI) Alugoro Mulyowahyudi menyampaikan bahwa air merupakan sumber energi alternatif terbarukan yang ada di Bumi.
Baca juga: Wujudkan Kemandirian Energi Indonesia, Pertamina Siap Mulai Proyek Hilirisasi Batu Bara Menjadi DME
Hampir 97 persen air di Bumi adalah air yang mengandung garam (air laut) dan hanya 3 persen berupa air tawar.
Air tawar ini dimanfaatkan di berbagai sektor kehidupan, seperti untuk konsumsi sehari-hari, kebutuhan industri, PLTA, dan sebagainya.
"Adanya perubahan iklim dapat mengakibatkan tingginya penguapan dan menyebabkan tingginya curah hujan. Curah hujan yang terlalu tinggi ini dapat mengakibatkan menurunnya kualitas air baku akibat perubahan kondisi lingkungan di hulu sungai dan sumber air lainnya yang tidak didukung dengan jumlah tumbuhan penyangga yang memadai,” katanya dalam keterangannya, Selasa (25/1/2022).
Baca juga: Indonesia Minta Kontribusi Negara Maju dalam Pendanaan Transisi Energi Ramah Lingkungan
“Kondisi ini menyebabkan air hujan tidak dapat diserap dengan baik sehingga ketersediaan air tanah menjadi tidak terjaga dengan baik,” tambah Alugoro.
Alugoro juga menjelaskan ketersediaan air bersih semakin lama akan kian menurun akibat pencemaran lingkungan, kerusakan daerah tangkapan hujan, dan diperburuk dengan perubahan iklim.
Salah satu solusi dalam menghadapi perubahan iklim dan menjamin ketersediaan air bersih di tengah masyarakat dan kebutuhan industri yaitu melalui pengembangan layanan air bersih yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.
“KTI yang merupakan afiliasi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk telah mengembangkan layanan air bersih terintegrasi untuk masyarakat maupun sektor industri,” tutur dia.
Baca juga: Jadi Presidensi G20 2022, Indonesia Siap Ambil Peran Pengembangan Energi Hijau
“Bahkan kompetensi kami juga mendukung untuk dapat menjadi penyedia jasa pengelolaan air limbah dan memastikan terpenuhinya baku mutu lingkungan sekaligus pemanfaatan kembali hasil olahan air limbah tersebut menjadi air proses produksi maupun peruntukan lainnya," ungkap Alugoro.
KTI sampai saat ini telah melakukan pemanfaatan air permukaan dari beberapa sungai dan waduk yang ada di Provinsi Banten meliputi Sungai Cidanau, Sungai Cipasauran, dan Waduk Nadra Krenceng.
Pengolahan air bersih ini dilakukan dengan menggunakan teknologi tinggi disertai dengan perawatan secara berkala untuk menjamin kualitas air bersih yang dihasilkan.