Mengenal Harta Karun Dunia Rare Earth di Bawah Lumpur Lapindo
Dianggap sebagai salah satu mineral yang dibutuhkan dalam pengembangan kendaraan listrik belakangan fenomena rare earth jadi ramai
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Kualitas-kualitas ini juga membuat mereka sulit untuk dimurnikan.
Metode produksi saat ini membutuhkan banyak bijih dan menghasilkan banyak limbah berbahaya untuk mengekstrak hanya sejumlah kecil logam tanah jarang.
Limbah dari metode pengolahan termasuk air radioaktif, fluor beracun, dan asam.
Kegunaan rare earth
Rare earth adalah komponen dalam banyak teknologi yang sudah dikenal, termasuk smartphone, lampu LED, dan mobil hybrid.
Beberapa elemen tanah jarang digunakan dalam penyulingan minyak dan tenaga nuklir.
Selain itu, penting untuk turbin angin dan kendaraan listrik. Penggunaan yang lebih khusus terjadi di bidang kedokteran dan manufaktur.
Mengutip laman American Geo Sciences, rare earth element adalah komponen penting dari lebih dari 200 produk di berbagai aplikasi.
Di antaranya, produk konsumen berteknologi tinggi, seperti telepon seluler, hard drive komputer, kendaraan listrik dan hibrida, serta monitor layar datar dan televisi.
Selain itu, unsur rare earth juga digunakan dalam usaha pertahanan yang signifikan, seperti tampilan elektronik, sistem panduan, laser, dan sistem radar dan sonar.
Jumlah rare earth element (REE) yang terkandung dalam suatu produk beragam. Ada yang sedikit. Ada juga yang banyak.
Misalnya, pada motor spindel dan kumparan suara desktop dan laptop hanya membutuhkan sedikit kandungan REE.
Prediksi
Menurut Richard Schodde, minerals economist and managing Director of MinEx Consulting. Dirinya memprediksi 10 atau 20 tahun ke depan, setengah dari mobil baru yang dikeluarkan pabrikan merupakan mobil listrik.
Hal ini tentu menguntungkan Indonesia, jika nantinya produksi mobil listrik dunia meningkat maka eksplorasi logam tanah di Lapindo bisa berpeluang besar bagi investasi Indonesia