Sedikit Lebih Rendah dari Proyeksi IMF, BI Optimis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,5 Persen
Bank Indonesia tetap optimistis pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 akan membaik dan di kisaran 4,7 persen year on year (yoy) hingga 5,5 persen yoy.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) tetap optimistis pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 akan membaik dan di kisaran 4,7 persen year on year (yoy) hingga 5,5 persen yoy.
Angka ini sedikit dibawah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia versi Dana Moneter Internasional (IMF) yang merevisi proyeksinya menjadi 5,6 persen di 2022 ini.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, optimisme pertumbuhan ekonomi yang membaik ini sejalan dengan makin berjalannya pemulihan ekonomi Indonesia.
“Ada akselerasi konsumsi rumah tangga dan investasi, di tengah tetap terjaganya belanja fiskal pemerintah dan ekspor,” tutur Perry di acara Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2021, Rabu (26/1/2022).
Perry mengatakan, syarat perbaikan ekonomi pada tahun ini masih bergantung pada penanganan kesehatan. Dalam hal ini, vaksinasi masih menjadi syarat utama.
Baca juga: IMF Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi 5,6 Persen di 2022
Ia berharap, dengan adanya vaksinasi, tercapai asa negara untuk mencapai imunitas massal, terkendalinya penyebaran Covid-19, dan juga perbaikan mobilitas masyarkat sehingg ada pembukaan sektor ekonomi.
Dengan kondisi tersebut, Perry memperkirakan konsumsi rumah tangga akan lanjut pulih. Menurut perkiraannya, konsumsi rumah tangga bisa tumbuh di kisaran 5 persen yoy pada semester II-2022.
Baca juga: Grant Thornton: Target BI Terkait Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Realistis
Kinerja ekspor juga diperkirakan tetap mumpuni dan bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi. Hal ini seiring dengan masih tingginya permintaan dan harga komoditas global.
Kinerja investasi juga diperkirakan tumbuh meningkat, seiring peningkatan permintaan domestik, tetap kuatnya kinerja ekspor, berlanjutnya proyek infrastruktur strategis nasional yang sempat tertunda.
“Bahkan ada optimisme kenaikan Penanaman Modal Asing (PMA) seiring dengan membaiknya iklim investasi di dalam negeri,” tambah Perry.
Dari sisi lapangan usaha, Perry optimistis sejumlah sektor mampu tumbuh kuat dan menopang kinerja ekonomi, seperti sektor pertambangan, industri pengolahan, perdagangan, dan pertanian.
Perry tetap mewanti-wanti masih ada risiko yang perlu diwaspadai. Ini masih berkaitan dengan risiko kenaikan kasus Covid-19.
Pangkas Proyeksi
Sebelumnya, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2022 menjadi sebesar 5,6% yoy, atau lebih rendah 0,3% poin dari perkiraan sebelumnya yang mencapai 5,9% yoy.
Asistant Director Western Hemisphere Department of the IMF Cheng Hoon Lim memandang, masih ada beberapa risiko yang bisa menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi domestik pada tahun ini.
“Ada kemunculan varian Covid-19 yang lebih agresif mampu menekan sistem kesehatan dan bahkan berpotensi memunculkan restriksi mobilitas,” tulis Lim dalam 2022 Article IV Mission to Indonesia, Rabu (26/1/2022).
Selain dari sisi kesehatan, risiko perekonomian Indonesia tahun ini juga muncul dari dampak kondisi keuangan global yang lebih ketat.
Laporan Reporter: Bidara Pink | Sumber: Kontan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.