PMI Manufaktur di Angka 53,7, Menko Airlangga Sebut Jadi Sinyal Pemulihan Ekonomi
Airlangga menerangkan, sinyal optimisme pemulihan ekonomi terus bertambah khususnya terlihat dari sektor manufaktur
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan laporan Purchasing Managers’ Index atau PMI manufaktur Indonesia mencapai angka 53,7, menjadi sinyal pemulihan ekonomi
Airlangga menerangkan, sinyal optimisme pemulihan ekonomi terus bertambah khususnya terlihat dari sektor manufaktur yang semakin menggeliat.
"Pada Laporan Purchasing Managers’ Index (PMI) yang diterbitkan IHS Markit, output sektor manufaktur Indonesia kembali di posisi ekspansif sebesar 53,7 pada Januari 2022, lebih tinggi dari bulan Desember 2021 yang mencapai 53,5," ucap Airlangga dalam keterangannya, Kamis (3/2/2022).
Baca juga: Inflasi Januari Diprediksi 0,58 Persen, Bahan Bakar Rumah Tangga Jadi Kontributor Utama
Dengan demikian, sektor manufaktur melanjutkan level ekspansi selama lima bulan berturut-turut dan masih mengungguli beberapa negara ASEAN seperti Thailand (51,7), Filipina (50,0), dan Myanmar (48,5).
“Kinerja sektor manufaktur yang terus terekspansif perlu diapresiasi. Pemerintah juga akan terus bekerja keras menciptakan iklim usaha yang kondusif sehingga performa positif ini dapat terus ditingkatkan,” imbuh Airlangga.
Sementara itu, ucap Airlangga, pencapaian inflasi pada Januari 2022 didorong oleh mulai meningkatnya mobilitas dan aktivitas ekonomi masyarakat yang telah mampu mendorong sisi permintaan.
Baca juga: Analis Bilang Rekor Inflasi AS Mengkhawatirkan, Tapi Efeknya Hanya Sementara
“Inflasi Januari dipengaruhi oleh pergerakan pada seluruh komponen inflasi dengan komponen inti menjadi penyumbang andil tertinggi terhadap inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Januari,” ujar Airlangga dalam keterangannya, Kamis (3/2/2022).
Inflasi Januari, ucap Airlangga, dipengaruhi oleh pergerakan pada seluruh komponen inflasi dengan komponen inti menjadi penyumbang andil tertinggi terhadap IHK Januari yakni sebesar 0,27 persen.
Inflasi inti sebesar 0,42 persen (mtm) dan merupakan tertinggi sejak Agustus 2019 sedangkan secara tahunan tercatat sebesar 1,84 persen yang juga tertinggi sejak September 2020.
Baca juga: Potensi Pasar Rp158 Triliun, BSI Serius Dukung Industri Fesyen Muslim Indonesia
Peningkatan inflasi inti pada Januari 2022 terutama disebabkan adanya peningkatan harga komoditas ikan segar, mobil, tarif kontrak rumah dan sewa rumah.
Inflasi Volatile Food (VF) tercatat sebesar 1,3 persen (mtm) lebih rendah dibandingkan dengan inflasi VF bulan sebelumnya sebesar 2,32 persen (mtm) maupun rata-rata historis Januari empat tahun terakhir sebesar 1,66 persen (mtm).
Beberapa komoditas VF yang dominan menyumbang inflasi Januari antara lain kenaikan harga daging ayam, beras, telur ayam ras dan tomat sedangkan komoditas yang harganya turun adalah cabai merah.
Kenaikan harga beras pada Januari disebabkan rendahnya panen sepanjang November sampai Desember 2021 disertai terjadinya hidrometeorologi saat awal 2022 dengan harga ditingkat penggilingan naik 2,23 persen (mtm) sedangkan ditingkat eceran 0,94 persen (mtm).
Kondisi ini diperkirakan masih berlangsung pada Februari meski tidak setinggi Januari dan kembali stabil mulai Maret karena momentum masuknya musim panen.
Sementara itu, minyak goreng yang menjadi komoditas paling dominan menyumbang inflasi 2021 dengan andil 0,31 persen saat ini relatif terkendali dengan andil inflasi 0,01 persen pada Januari 2022.
Airlangga berujar pemerintah telah melakukan upaya untuk menstabilkan harga minyak goreng sebesar Rp14.000 per liter yang di mulai pada 19 Januari 2022.
Sementara untuk mengantisipasi kenaikan harga minyak goreng, pemerintah telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng yang berlaku mulai 1 Februari 2022.