Saham Teknologi Diprediksi Tak Akan Melesat Seperti Tahun Lalu
Raditya Krisna Pradana berpendapat, kenaikan suku bunga The Fed menjadi katalis yang memberatkan saham
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sempat melesat pada 2011 lalu, saham-saham teknologi justru loyo pada awal 2022.
Alih-alih meningkat, indeks saham sektor teknologi (IDX Sector Technology) yang menurun 8,56 % secara year to date atau ytd.
Pelemahan dipicu oleh melorotnya saham-saham yang memiliki bobot cukup besar terhadap indeks, misalnya PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).
Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy mengatakan, sentimen-sentimen negatif memang mewarnai bursa sepanjang bulan Januari 2022. Di antaranya, pandangan hawkish The Fed dan tekanan dari bursa global.
Baca juga: IHSG Menguat 0,71 Persen ke 6.731 di Akhir Pekan, Investor Asing Borong Saham BRI, Telkom dan BCA
"Bursa luar negeri terutama AS tertekan karena The Fed yang lebih hawkish dalam reducing balance sheet dan terutama pada rencana menaikkan suku bunga," jelas Paulus ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (4/2).
Senada, Analis Fundamental B-Trade Raditya Krisna Pradana berpendapat, kenaikan suku bunga The Fed menjadi katalis yang memberatkan saham-saham sektor teknologi.
Kenaikan suku bunga The Fed berpotensi diikuti oleh Bank Indonesia (BI). Suku bunga acuan yang naik dapat meningkatkan biaya operasional emiten-emiten yang bergerak di sektor teknologi.
Baca juga: IHSG Melesat 1,15 Persen ke Level 6.707, Investor Asing Borong BCA, ARTO dan BNI
"Ini dikarenakan kenaikan suku bunga akan meningkatkan suku bunga kredit. Sehingga, beban bunga perusahaan-perusahaan sektor teknologi mengalami peningkatan," kata Raditya kepada Kontan.co.id, Jumat (4/1).
Peningkatan suku bunga The Fed tidak hanya menjadi katalis negatif bagi saham teknologi di bursa dalam negeri, tetapi juga saham teknologi secara global.
Terkait koreksi harga saham yang dialami Meta Platforms, Inc., hingga 26% karena laporan kinerjanya yang di bawah ekspektasi, Paulus beranggapan, sentimen tersebut tidak akan berpengaruh signifikan terhadap pergerakan saham teknologi di bursa dalam negeri.
Penurunan ini memang memberatkan indeks Nasdaq semalam, mengingat bobotnya cukup besar terhadap indeks.
Baca juga: IHSG Sesi I Ditutup Turun 0,1%, Saham BNI Paling Laku Dibeli Investor Asing
Akan tetapi sepengamatannya, sentimen negatif ini mampu diimbangi dengan rilis kinerja emiten teknologi lain yang cukup baik, seperti Amazon.com (AMZN).
Saham teknologi tidak akan melesat drastis Mempertimbangkan sentimen yang mewarnai sepanjang tahun 2022, Raditya memperkirakan pergerakan saham teknologi tidak akan seagresif tahun lalu.
Berkaca dari indeks Nasdaq yang terkoreksi 10,93% dan pergerakannya yang cenderung terbatas, ia memproyeksikan pergerakan saham teknologi di bursa tidak akan jauh berbeda.