Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Melihat Lebih Dalam Peluang Kerja Sama Energi Terbarukan di Pertemuan G20

Dalam pertemuan tingkat tinggi G20 di Bali pada November 2022, transisi energi akan menjadi tantangan utama semua negara peserta pertemuan.

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Melihat Lebih Dalam Peluang Kerja Sama Energi Terbarukan di Pertemuan G20
(HO/PUPR Perkim Kaltara)
Siteplan bendungan tahap I PLTA Besahan di Kabupaten Bulungan, salah satu contoh sumber energi terbarukan di Provinsi Kalimantan Utara. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, isu lingkungan menjadi hal yang di kedepankan oleh pemangku kepentingan guna menjaga kelangsungan hidup di tengah pertumbuhan ekonomi. 

Dalam pertemuan tingkat tinggi G20 di Bali pada November 2022, transisi energi akan menjadi tantangan utama semua negara peserta pertemuan.

"Namun di sisi lain, transisi energi juga dapat menjadi peluang untuk menciptakan masa depan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan menerapkan scenario dan peta jalan yang kuat terutama pada aspek keuangan," ujar Nico dalam risetnya, Senin (7/2/2022). 

Nicke Widyawati sebagai pemimpin pada Task Force Energy, Sustainabity and Climate menyampaikan rekomendasi kebijakan untuk transisi energi berkelanjutan yang akan fokus pada 3 isu prioritas. 

Baca juga: Investasi Energi Baru Terbarukan di NTT Menjanjikan, Kadin Janji Bawa Calon Investor

Pertama, mempercepat transisi ke penggunaan energi yang berkelanjutan, untuk memastikan bahwa pemanasan global dibatasi maksimum 1,5 derajat celcius. 

Topik utama yang telah diidentifikasi untuk pengembangan kebijakan adalah pengembangan industri bahan bakar alternatif seputar hidrogen dan biofuel. 

Baca juga: Jepang Revisi UU Konservasi Energi untuk Efektifkan Energi Terbarukan

Berita Rekomendasi

Kedua, memastikan transisi yang adil dan terjangkau, kerja sama global dalam mitigasi dampak dan dukungan untuk beradaptasi dengan perubahan. 

Lalu yang ketiga, kerja sama global dalam peningkatan ketahanan energi, untuk rumah tangga dan UMKM sebagai sarana untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem dan mempercepat transisi energi ke penggunaan energi berkelanjutan. 

Baca juga: Pengamat Nilai G20 di Bali Bakal Fokus Membahas Transisi ke Energi Terbarukan

"Ketiga isu prioritas tersebut akan menjadi dasar penyusunan rekomendasi kebijakan dari Task force Energy, Sustainabilty and Climate dengan mempertimbangkan isu-isu kritis lainnya seperti penetapan harga karbon, kerja sama global," kata Nico. 

Saat ini energi merupakan kendala yang mengikat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta sangat dibutuhkan bagi pengembangan ekonomi untuk pulih dari dampak pandemi Covid-19. 

Untuk saat ini diperlukan tindakan yang mendesak dan terfokus untuk menyikapi berbagai kecenderungan global. 

Antara lain laju transisi energi masih tertinggal, perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca antropogenik yang telah menjadi isu kritis serta pertumbuhan ekonomi memanfaatkan konsumsi energi bahan bakar fosil, yang berkontribusi besar atas sebagian besar emisi GRK. 

Transisi perlu dipercepat secara global, dengan cara tetap meningkatkan ketahanan dan pemerataan energi, untuk menopang pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan ekstrem. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas