Pencairan Kredit Bakal Meningkat di 2022, Perbankan Pun Sapkan Strategi Tangkal NPL
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio non performing loan (NPL) di Desember 2021 berada di level 3,0%.
Editor: Hendra Gunawan
BNI mencatatkan total baki restruk turun sudah signifikan posisi akhir 2021 di angka Rp 72,12 triliun. Kredit restrukturisasi non covid Rp 50,8 triliun. Sedangkan pemupukan CKPN mencapai Rp 50,29 triliun
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin optimis NPL akan semakin membaik. Ini seiring dengan upaya bank menyalurkan kredit baru ke sektor yang mulai pulih dan unggulan di setiap daerah.
Baca juga: Empat Bank Jumbo Ini Raih Laba Gemilang, BRI Jadi Juaranya
“Kebutuhan untuk menambah CKPN makin berkurang karena ekonomi makin pulih dan kemampuan tim kami di lapangan Kelola restrukturisasi makin baik. Kemudian, NPL di Bank Mandiri membaik menjadi 2,8% dibandingkan 3,1% di 2020,” paparnya.
“Loan at risk (LAR) termasuk covid-19 di 2021 ada di level 17,75% turun dari 2020 pada angka 22,3%. Angka itu diharapkan terus turun target kami sih 15% atau lebih baik,” jelasnya.
Sebab, sisa kredit yang direstrukturisasi mencapai Rp 69,7 triliun. Nilai itu terus turun dari total kredit yang sudah dapat kelonggaran sebesar Rp 138 triliun.
“Sebagiannya sudah lunas, kembali dibayar, dan ada juga yang balik normal. Kita asumsikan kebijakan relaksasi itu akan berakhir Maret 2022. Sehingga dari 2020 hingga sekarang, kita menganut konsep yang konservatif untuk kredit restrukturisasi mulai dari low, medium, hingga high risk,” ujar Siddik.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.