Bos KCIC: Rencana Pemindahan IKN Tidak Berpengaruh Signifikan ke Jumlah Penumpang
Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan dampak pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) tidak akan berpengaruh signifikan terhadap jumlah penumpang
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Direktur PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan dampak pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) tidak akan berpengaruh signifikan terhadap jumlah penumpang.
Ini disebabkan karena Jakarta masih akan menjadi pusat ekonomi, bisnis dan perdagangan dan masih tetap menjadi destinasi yang menarik untuk dikunjungi.
Ditambah lagi adanya pertumbuhan daerah industri di sepanjang Trase yang dilalui KCJB.
Baca juga: Kerjakan Terowongan Tunnel 2, KCIC Libatkan Ahli dari Tiongkok dan ITB
"Pemindahan IKN tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah penumpang mengingat Kota Jakarta masih tetap menjadi kota perdagangan utama dan akan tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitarnya," ujarnya, Minggu (13/2/2022).
PT KCIC juga menggandeng Polar UI dalam melakukan riset Demand Forecast penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Riset ini dilakukan untuk mengetahui kondisi terkini tingkat permintaan dan prediksi penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung setelah adanya Pandemi Covid.
Dalam riset Demand Forecast yang dilakukan Polar UI di tahun 2021, diketahui jika penumpang harian KCJB mencapai lebih dari 30 ribu.
Angka ini cukup baik meski memang menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan hasil riset yang dilakukan sebelumnya tim LAPI ITB di awal proyek.
Pada hasil riset LAPI ITB, diketahui permintaan akan penumpang KCJB mencapai 61 ribu penumpang per hari.
Penurunan permintaan ini terjadi karena riset Polar UI didasari pada kondisi pandemi Covid-19 dan dampak turunan lainnya yang berimbas pada turunnya mobilitas warga.
Baca juga: Kereta Cepat Jakarta-Semarang Jadi Prioritas Kemenhub di 2022
"Tim dari Polar UI sudah melakukan riset Demand Forecast KCJB. Hasilnya ada di angka 30 ribu penumpang per hari. Angkanya memang menurun dibanding riset dari tim LAPI ITB. Ini disebabkan karena riset Polar UI sangat mempertimbangkan kondisi pandemi dan dampak turunannya,” imbuh Dwiyana.
Dwiyana mengaku, imbas dari pandemi Covid-19 terhadap Demand Forecast dapat dirasakan hingga 5 tahun ke depan. Hal itu juga tergantung dengan kondisi pandemi di Tanah Air.
"Potensi pertumbuhan ekonomi kita cukup baik di tahun ini. Hal ini tentunya akan menjadi harapan baru ke depan, walaupun dalam 5 tahun pertama pertumbuhan penumpang diasumsikan kecil (konservatif), namun di tahun berikutnya diharapkan akan ada masa dimana mobilitas orang akan membaik seiring dengan menggeliatnya perekonomian kita pasca covid,” pungkas Dwiyana.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.