Kemendag Berharap Masyarakat Maklumi Kenaikan Harga Tempe dan Tahu
Pemerintah berharap masyarakat dapat memaklumi dan menerima kenaikan harga tempe dan tahu
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan berjanji akan menjaga stabilitas harga dan stok kedelai nasional, namun masyarakat diminta memaklumi jika ada kenaikan harga tempe dan tahu.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, Kemendag memastikan stok kedelai nasional aman, meski terjadi kenaikan harga kedelai yang signifikan selama dua minggu terakhir.
"Menyikapi harga kedelai dunia yang masih cukup tinggi, Kemendag bersama seluruh pelaku usaha kedelai nasional akan terus berupaya menyediakan stok kedelai cukup untuk memenuhi kebutuhan industri perajin tahu dan tempe menjelang puasa dan Lebaran 2022," kata Oke dalam keterangannya yang ditulis Senin (14/2/2022).
Baca juga: Harga Kedelai Melonjak, Produsen Tempe Tahu Akan Mogok Produksi
Oke menyebut, pemerintah pun juga meminta dukungan importir kedelai untuk konsisten menjaga harga keekonomian kedelai impor tetap terjangkau di tingkat perajin tahu dan tempe.
"Pemerintah berharap masyarakat dapat memaklumi dan menerima kenaikan harga tempe dan tahu, guna menjaga keberlangsungan usaha perajin tempe dan tahu serta pelaku usaha kedelai lainnya. Mari bersama saling bahu membahu dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional, terutama pada saat pandemi Covid-19 saat ini,” papar Oke.
Berdasarkan data Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai pada minggu kedua Februari 2022 mencapai 15,77 dolar AS per bushels.
Harga ini diperkirakan terus naik hingga Mei yang mencapai 15,79 dolar AS per bushels dan mulai turun pada Juli sebesar 15,74 dolar AS bushels.
Kenaikan harga disinyalir akibat adanya kenaikan inflasi di negara produsen yang berdampak pada kenaikan harga masukan produksi, terjadi kekurangan tenaga kerja, dan kenaikan biaya sewa lahan.
Selain itu, disebabkan ketidakpastian cuaca di negara produsen yang mendorong petani kedelai menaikkan harga.
Tercatat, total stok yang dimiliki Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (Akindo) tercatat sebesar 300 ribu ton.
Jumlah ini berasal dari stok awal Februari yang tercatat sebesar 160 ribu ton ditambah pemasukan pada pertengahan Februari sebesar 140 ribu ton, di mana jumlah itu diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan selama dua bulan ke depan (Februari–Maret 2022).
Baca juga: Harga Tempe Tahu Akan Naik, Produsen: Kami Terpaksa untuk Bertahan Hidup
Akindo berkomitmen untuk menjaga harga kedelai di tingkat importir sebesar Rp10.500 sampaib11.500 per kilo gram pada Februari 2022 dan akan ditinjau kembali setiap akhir bulan berdasarkan perkembangan harga kedelai dunia.
Hal ini dilakukan guna memberikan kepastian harga kedelai kepada perajin tempe dan tahu, serta menjaga situasi kondusif di tengah ketidakpastian harga kedelai dunia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.