Ini Usulan Solusi HIPMI untuk Percepat Pengembangan Hortikultura Indonesia
Permasalahan utama hortikultural di Indonesia saat ini adalah ketersediaan lahan untuk penanaman.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya meningkatkan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura mendesak dilakukan demi menjawab berbagai tantangan yang dihadapi sektor pertanian di Tanah Air, seperti penambahan jumlah penduduk, berkurangnya lahan produktif dan peningkatan daya beli masyarakat.
Ketua Kompartemen Bidang Hortikultural Bidang 5 Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Ihsan M. Iqbal mengatakan permasalahan utama hortikultural di Indonesia saat ini adalah ketersediaan lahan untuk penanaman.
"Saat ini bahkan, kita tidak punya data di mana kami harus menanam. Karena data ini sendiri bukan hanya sekedar angka namun menjadi langkah awal untuk Kita mengevaluasi permasalahan dan menentukan solusi menanam," kata Iqbal pada Rabu (23/2/2022).
Iqbal juga nambahkan kesulitan pun dialami oleh investor lokal. Sehingga, mereka harus membeli lahan untuk menanam. Agar bisa menekan tingkat produktivitas.
Baca juga: Hasil Panen Petani Hortikultura Dihargai di Bawah Standar Impas
"Permasalahan ini juga membuat banyaknya pengusaha pertanian tidak dapat berkembang, karena hanya memiliki lahan yang sempit. Dan harga panen raya yang sering kali terlalu murah," ungkap Iqbal.
Iqbal juga menjelaskan praktik ini berbeda dengan yang terjadi di banyak negara. Di luar sana, pemerintah membantu penyediaan lahan tanaman hortikultura untuk dipinjamkan, dan digunakan untuk menanam mulai dari buah dan sayur.
Baca juga: Harga Cabai Rp 11 Ribu per Kilogram, Dirjen Hortikultura Kementan Inisiasi Gerakan Beli Cabai
"Ketika lahan atau kebun sudah ada, masalah belum selesai. Pelaku usaha hortikultura di tanah air tidak memiliki kebun yang besar.
Sehingga, kebun yang ada tersebar di berbagai titik dengan skala kecil dan varietas tanamannya berbeda-beda. Sehingga, panen yang dihasilkan tidak seragam dan tidak bisa diserap industri," ujar Iqbal.
Baca juga: Nilai Tukar Petani Hortikultura Turun, SPI Minta Harga Pembelian Pemerintah Dinaikkan
Terakhir Iqbal mengatakan, padahal saat ini pasar untuk ekspor hortikultura apalagi negara agraris seperti indonesia sangat terbuka lebar dan sangat berpeluang tinggi.
"Harapannya peluang ini tidak hilang begitu saja, Pemerintah bisa menggandeng para pengusaha untuk mencari solusi terbaik dalam mendata lahan dan menentukan varietas agar bisa menghasilkan holtikultural skala besar yang akhirnya bisa meningkatkan ekspor dan daya saing produk holtikultural Indonesia," katanya.