Program TJSL Pertamina Hulu Energi Sudah Sejalan dengan SDG's
Kebijakan keberlanjutan di lingkungan di PT Pertamina Hulu Energi Subholding Upstream mengacu pada empat pilar
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PROPER menjadi salah satu alat yang sangat relevan dan selaras dengan pemenuhan Environmental Social Governance (ESG) yang telah menjadi perhatian di lingkup global maupun nasional di era keberlanjutan atau sustainability.
Kebijakan keberlanjutan di lingkungan di PT Pertamina Hulu Energi Subholding Upstream mengacu pada empat pilar, yaitu pengembangan lingkungan, pembangunan sosial, pembangunan ekonomi, dan pembangunan hukum dan tata kelola.
Arya Dwi Paramita, Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Subholding Upstream, mengatakan penilaian PROPER dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah selaras dengan komitmen dengan rencana kerja perusahaan yang berfondasi pada lingkungan. Program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) PHE pun sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDG’s) yang fondasinya ada pada empat pilar sustaibinility policy Pertamina.
Baca juga: Kolaborasi Inklusif, Pertamina Dukung Percepatan Ekosistem Kendaraan Listrik
“Sustainability yang ada di-holding memayungi pilar yang ada di SDGs,” kata Arya saat berbicara pada webinar DE Talks bertema "Pelajaran Emas dari Peraih PROPER Emas 2021" yang diselenggarakan Dunia Energi, Selasa(22/2/2022). Selain Arya, narasumber pada webinar tersebut adalah Dirjen Pengendalian Pelestarian dan Kerusakan Lingkungan KLHK Sigit Reliantoro, Sekretaris Perusahaan PT Kilang Pertamina Internasional Ifki Sukarya, VP HSSE PT Pertamina Patra Niaga TP Pasaribu, dan GM Febriwiadi Djali, General Manager System Compliance & Enviroment PT Berau Coal.
Menurut Arya, perusahaan peraih predikat PROPER Hijau dan Emas telah menjalankan TJSL beyond compliance. Ini terdiri atas sembilan aspek, yaitu life cycle assesment, sistem manajemen lingkungan, efisiensi energi, reduksi emisi dan gas rumah kaca, serta konservasi air. Selain iu, pengurangan dan pemanfaatan limbah B3, pengelolaan limbah non B3, perlindungan keanekaragaman hayati, dan tanggap bencana.
Baca juga: Politisi PDIP Minta Pertamina Hulu Rokan Serap Tenaga Kerja Warga Riau
“Ini sangat relevan dengan ESG, yang terdiri atas reducing environmental/foolprint, envronmental/management system, addressing climate change, water management, waste management, dan protecting biodevirsity,” ujarnya.
Arya mengatakan, kegiatan operasi PHE tidak hanya daratan tapi juga di perairan sehingga sudah sewajarnya semua kegiatan dilaksanakan dengan ESG. “Bagaimana ESG memayungi dan komitmen menjadi pondasi yang kuat,” ungkap dia.
PHE sukses memborong sembilan PROPER Emas pada akhir 2021. Sebanyak lima predikat Emas diraih dari PT Pertamina Hulu Indonesia Regional Kalimantan, yaitu dua melalui PT Pertamina Hulu Mahakam (Lapangan BSP dan South Processing Unit); Pertamina EP Sangasanga Field, Pertamina EP Tarakan Field, dan Pertamina Hulu Kalimantan Timur Daerah Operasi Bagian Utara. Tiga program unggulan di Regional Kalimantan adalah “Nelayanku Hebat” ( PHM SPU), “Tante Siska” (PEP Sangasanga Field), dan “Kubedistik” (PEP Tarakan Field).
“Empat PROPER Emas lainnya diraih oleh PHE Jambi Merang, JOB Pertamina Tomori, PEP Subang Field, dan Badak NGL,” ujar Arya.
Ifki Sukarya, Sekretaris Peruahaan PT Kilang Pertamina International (KPI), mengatakan keunggulan KPI adalah komitmen perusahaan terhadap TJSL. Selain itu, program yang dilaksankan menjawab kebutuhan masyarakat setempat dan issue nasional.
Selain itu hubungan baik dengan stakeholder sehingga bisa menghasilkan local hero juga terus dijaga. Manajemen KPI juga mendorong terciptanya berbagai inovasi sosial dan dokumen hijau yang sukses menjadi andalan yang berhasil mengantarkan KPI meraih PROPER Emas 2021.
"Tantangan PROPER adalah sistem penilaian peringkat termasuk kelompok batas bawah tertinggi untuk kandidat emas, lalu dokumen baru yang harus dilengkapi seperti Life Cycle Assesment (LCA), stakeholder engagement, SROI, serta dokumen SDG’s yang harus diverifikasi oleh pihak yang kompeten, serta meng-create inovasi sosial agar bisa masuk kandidat PROPER Emas," ujar Ifky.
TP Pasaribu, VP HSSE PPN, mengungkapkan tanggung jawab besar untuk mendistribusikan produk minyak bumi Pertamina berupa BBM dan non-BBM tidak menghalangi perusahaan untuk turut fokus juga ikut berperan dalam pengembangan masyarakat dan lingkungan. Manajemen PPN sudah satu visi menganggap PROPER adalah bonus dari setiap upaya perusahaan untuk tumbuh bersama masyarakat seiring dengan peningkatan kinerha perusahaan.
“Penialaian PROPER dengan standar yang terus berkembang semakin menyadarkan kami bahwa ketentuan proper akan meningkatkan kepercayaan masyarakat,” ungkap Pasaribu.
Febriwiadi Djali, General Manager System Compliance & Enviroment PT Berau Coal, menjelaskan kata kunci perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya adalah keberlanjutan. Dia menuturkan dalam kegiatannya, Berau Coal menyusun framework Berau Coal Green Mining Systems (BeGEMS) yang terintegrasi dengan kaidah teknik pertambangan yang baik (KTPYB).
“Inovasi lingkungan yang kami lakukan adalah efisiensi energi, 3R limbah B3, 3R limbah padat non B3, konservasi lingkungan,” kata Febri.
Sigit Reliantoro menilai sektor energi cukup baik dalam pembenahan kegiatan operasi yang berbasis terhadap lingkungan. Hal itu akan direspons pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan sekitar area operasi dengan peningkatan passing grade. “Untuk bisa melewati batasan nilai yang akan ditetapkan inovasi perusahaan dalam menjalankan program tanggung jawab sosial jadi harga mati,” ujarnya.
artikel ini sudah tayang di KONTAN dengan judul Dukung SDG’s, PHE Integrasikan Kompetensi Inti dalam Proper untuk Pemenuhan ESG