Pemulihan Ekonomi RI Bakal Terganggu Jika Perang Rusia-Ukraina Meluas
konflik kedua negara tersebut pasti mempengaruhi kegiatan ekspor impor dari Indonesia, dan akhirnya berujung landainya konsumsi
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya pemerintah Indonesia dalam memulihkan ekonomi di dalam negeri akibat pandemi Covid-19, dinilai tidak berjalan mulus jika perang Rusia-Ukraina semakin luas dengan melibatkan banyak negara.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, ketika ketegangan Rusia-Ukraina meningkat, bahkan menuju ke perang fisik dan melihatkan banyak negara maka perekonomian global dipastikan akan terganggu.
Baca juga: Deretan Negara di Dunia yang Dukung Serangann Militer Rusia dan Pendukung Ukraina
"Supply chain akan terganggu, pertumbuhan ekonomi global terkontraksi. Demikian juga dengan Indonesia, pemulihan ekonomi Indonesia akan terganggu," kata Piter saat dihubungi, Jumat (25/2/2022).
Menurutnya, konflik kedua negara tersebut pasti mempengaruhi kegiatan ekspor impor dari Indonesia, dan akhirnya berujung landainya konsumsi maupun investasi.
"Pemerintah diharapkan bisa ikut dalam diplomasi global meredakan ketegangan, khususnya lagi mencegah perang yg melibatkan banyak negara," papar Piter.
Baca juga: Terus Dihajar Barat, Kini Giliran Swiss Jatuhkan Sanksi ke Bank Rusia
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia ke Rusia mencapai 176,5 juta dolar AS per Januari 2022.
Mayoritas komoditas yang diperdagangkan Indonesia dengan Rusia, antara lain lemak dan minyak hewan, karet, hingga barang dari karet.
Sementara, ekspor Indonesia ke Ukraina pada Januari 2022 sebesar 5,4 juta dolar AS.
Adapun komoditas yang diekspor Indonesia ke Ukraina yaitu lemak dan minyak hewan sebesar 933 ribu dolar AS, alas kaki sebesar 571 ribu dolar AS, kakao serta olahannya 451 ribu dolar AS, dan lainnya.
Piter menyebut, ketika kondisi global terganggu oleh ketegangan Rusia - Ukraina maka pemerintah harus mengoptimalkan pasar domestik untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
"Dampak dari ketegangan atau bahkan perang Rusia Ukraina utamanya ada di pasar keuangan. Saya perkirakan pasar keuangan di seluruh dunia akan bereaksi negatif," paparnya.