Rusia-Ukraina Perang, Pertamina: Suplai BBM dan LPG Tak Terganggu
Pertamina menegaskan pihaknya terus melakukan pemantauan perkembangan pasar minyak dan gas (migas) dunia yang kini tengah melonjak.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertamina menegaskan pihaknya terus melakukan pemantauan perkembangan pasar minyak dan gas (migas) dunia yang kini tengah melonjak.
Tingginya harga migas ini terjadi karena efek dari pulihnya permintaan energi secara global, dan dampak ketegangan politik antara Rusia dengan Ukraina.
Meski demikian, Perseroan memastikan ketahanan energi nasional tetap terjamin, termasuk suplai bahan bakar minyak (BBM) dan juga LPG.
Baca juga: Disanksi Ekonomi Usai Serang Ukraina, Rusia Lirik Bitcoin Untuk Alat Transaksi Internasional
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan, Pertamina konsisten mempertahankan kinerja operasional hulu sampai hilir untuk meningkatkan ketahanan energi dan menjaga stabilitas suplai untuk kebutuhan konsumsi nasional.
Fajriyah melanjutkan, saat ini Pertamina memiliki sumber pasokan minyak mentah, produk BBM dan LPG bervariasi, baik dari dalam negeri maupun dari banyak negara lainnya sehingga memiliki fleksibilitas suplai.
Baca juga: Khawatir Perang Dunia 3 Pecah, Rakyat Ukraina Dilanda Panic Buying, Pembelian BBM Dijatah
“Sebagian minyak mentah kebutuhan dalam negeri diproduksi melalui portofolio Pertamina yaitu Subholding Upstream, dan juga disuplai oleh produksi KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) di Indonesia,” ungkap Fajriyah di Jakarta, Jumat (25/2/2022).
Ia menambahkan, di samping memastikan penugasan untuk mendistribusikan energi ke seluruh Indonesia, Pertamina juga mengantisipasi dinamika market global.
Baca juga: Rusia-Ukraina Perang, Pertamina Lakukan Kajian dan Evaluasi Penyesuaian Harga BBM
Di mana, fluktuasi harga minyak mentah dunia berpotensi memberikan tekanan pada kinerja keuangan perusahaan dari sektor hilir.
“Oleh sebab itu, Pertamina akan terus memantau perkembangan pasar migas dunia dan melakukan kajian, evaluasi serta berkoordinasi dengan seluruh stakeholder terkait dampak strategisnya,” papar Fajriyah.
“Termasuk penetapan harga BBM Non Subsidi, agar tetap terjaga kondisi pasar yang seimbang serta memastikan kemampuan keuangan perusahaan dalam rangka menjamin suplai BBM kepada seluruh masyarakat sampai ke pelosok negeri,” pungkasnya.