Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dampak Invasi Rusia ke Ukraina, Inflasi Berpotensi Makin Tinggi dan Pasar Keuangan Semakin Rapuh

Invasi Rusia terhadap Ukraina telah memberikan dampak terhadap prospek pemulihan ekonomi global. Harga minyak sempat melewati 100 dolar AS

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Dampak Invasi Rusia ke Ukraina, Inflasi Berpotensi Makin Tinggi dan Pasar Keuangan Semakin Rapuh
AFP/GENYA SAVILOV
Petugas pemadam kebakaran bekerja di sebuah bangunan tempat tinggal yang rusak di Koshytsa Street, pinggiran ibukota Ukraina Kyiv, di mana sebuah peluru militer diduga ditembakkan, pada 25 Februari 2022. - Pasukan Rusia yang menyerang menekan jauh ke Ukraina saat pertempuran mematikan mencapai pinggiran Kyiv, dengan Ledakan terdengar di ibu kota pada Jumat pagi yang digambarkan oleh pemerintah yang terkepung sebagai "serangan roket yang mengerikan". Ledakan di Kyiv memicu hari kedua kekerasan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menentang peringatan Barat untuk melancarkan invasi darat skala penuh dan serangan udara yang dengan cepat merenggut puluhan nyawa dan menelantarkan sedikitnya 100.000 orang. (Photo by GENYA SAVILOV / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Invasi Rusia terhadap Ukraina telah memberikan dampak terhadap prospek pemulihan ekonomi global, di mana merupakan konflik paling serius dan terbuka sejak tahun 1945 di Eropa. 

Sejauh ini, Rusia telah melakukan serangan udara, merebut pangkalan milIter dan maju menuju Kyiv hingga membuat situasi dan kondisi menegangkan. 

"Situasi tersebut membuat harga minyak sempat melewati 100 dolar Amerika Serikat (AS) per barel untuk pertama kalinya sejak 2014, dan gas alam mengalami kenaikkan hingga 62 persen," ujar Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus dalam risetnya, Selasa (1/3/2022).

Baca juga: Rusia Balas Dendam, Maskapai dari 36 Negara Dilarang Terbang di Wilayahnya

Menurutnya, ketika situasi dan kondisi semakin tidak terkendali, pihak Barat mengambil langkah yang tampaknya setengah hati, karena mereka juga harus berhati-hati supaya sanksi tersebut tidak berdampak terhadap negara mereka sendiri. 

"Saat ini kerentanan utama yang harus diperhatikan adalah inflasi yang tinggi dan pasar keuangan semakin rapuh. Rumah tangga akan menghabiskan lebih banyak uang mereka untuk membeli bahan bakar dan lebih sedikit untuk barang dan jasa lainnya," kata Nico.

Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina Bisa Picu Masalah Ekonomi hingga Krisis Minyak Bagi Negara Lain dan Indonesia

Dengan melonjaknya pengeluaran rumah tangga ini dinilainya akan mendorong mundur kepercayaan diri akan pemulihan ekonomi, dan semakin mempersulit perusahaan untuk mendapatkan dana investasi. 

Berita Rekomendasi

Adapun, seberapa besar hukuman yang diberikan oleh pihak Barat, dampaknya akan ditentukan oleh seberapa besar dan seberapa panjang cakupannya. 

"Di sisi lain, tentu saja pihak Rusia seperti yang dikatakannya kemarin bahwa mereka tidak akan tinggal diam," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas