Substitusi Impor, Kemenperin Tarik Investasi Produsen Elektronik ke Indonesia
pemerintah perlu mencari instrumen terbaik untuk memacu pertumbuhan industri elektronika dan telematika
Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah berupaya mengurangi impor produk elektronika dan telematika, terlebih sejak pandemi Covid-19 menyerang berbagai kegiatan banyak dilakukan menggunakan barang-barang elektronik.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier, mengatakan pemerintah perlu mencari instrumen terbaik untuk memacu pertumbuhan industri elektronika dan telematika dengan dukungan dari berbagai pihak.
Baca juga: Siapkan 15.000 Dosis, Vaksinasi Booster KBN dan Kemenperin Sasar Karyawan dan Pekerja Pabrik
"Ini merupakan salah satu sektor dari jantung Making Indonesia 4.0 yang sudah dicanangkan Presiden Jokowi sejak tahun 2018. Kami dari Kementerian Perindustrian yang akan bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan untuk mencari suatu instrumen. Karena instrumen yang ada saat ini kami merasa belum cukup untuk mendorong dalam konteks untuk memaksimalkan industri dalam negeri, khususnya industri elektronika dan telematika," jelas Taufiek dalam diskusi online, Rabu (2/3/2022).
Untuk mewujudkan substitusi impor produk elektronika, memperkuat sumber daya manusia, kemampuan inovasi dan kemampuan produksi industri-industri yang ada di dalam negeri menjadi jalan yang harus ditempuh.
Baca juga: Cilegon Berpotensi Kena Gempa Bumi dan Tsunami, Kemenperin: Kita Minimalisasi Dampak dengan Mitigasi
Guna mengoptimalkan produk-produk hilir, Kemenperin coba mencari instrumen terbaik, sehingga industri mampu semakin mendalami industri itu sendiri dan ditargetkan industri ini bisa tumbuh.
"Ada beberapa industri yang sudah relokasi ke Indonesia seperti Panasonic dan Sharp membangun pabrik televisinya. Jadi kita tidak impor produknya, tetapi pabriknya kita bangun di sini dan yang sudah ada kita perluas untuk tumbuh lebih baik lagi," tuturnya.
Penarikan investasi seperti inilah yang coba Kemenperin lakukan dan untuk mendukungnya diperlukan kebijakan yang sesuai.
"Inilah yang coba kita lihat secara instrumen dan kebijakannya, sehingga nanti diharapkan adalah industri kita ini kuat di dalam negeri. Artinya pasar yang ada di dalam negeri diisi oleh industri yang ada di Indonesia. Tentunya dengan kebijakan ini akan meningkatkan investasi dan saat investasi meningkat akan mendorong dari sisi PDB-nya," ungkap Taufiek.