Ternyata Ini Penyebab Harga Daging Sapi Rp 140.000 Per Kg, Pedagang Tak Sanggup Tanggung Rugi
Jika sebelumnya masih di kisaran Rp 120.000 per kilogram, belakangan harga daging sapi sudah menembus Rp 140.000 per kilogram.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebulan menjelang bulan puasa, harga daging sapi mulai merangkak naik. Jika sebelumnya masih di kisaran Rp 120.000 per kilogram, belakangan harga daging sapi sudah menembus Rp 140.000 per kilogram.
Ketua Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging Indonesia (Jappdi) Asnawi mengatakan, kenaikan harga daging sapi ini terjadi karena harga daging sapi di Australia yang tinggi, serta kurangnya pasokan dari negara tersebut.
Baca juga: KSP: Pemerintah Perlu Mencari Negara Alternatif Impor Daging Sapi Selain Australia
"Masalahnya, di Australia, daging sapi sudah mengalami kenaikan harga. Cuma persoalannya, Indonesia ini menjadi pasar dunia yang dikuasai hanya satu negara eksportir sapi, yakni Australia. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka, apa kata mereka (Australia), pihak importir ikut aja," ujar Asnawi kepada Kompas.com, Selasa (1/3/2022).
Asnawi menjelaskan, kebutuhan sapi siap potong untuk tiga provinsi di Indonesia yaitu Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, 93 persennya berasal dari Australia. Sementara sisanya berasal dari sapi lokal.
Asnawi juga mengatakan, daging sapi di dalam negeri sudah mengalami kenaikan harga sejak Desember 2021. Adapun kenaikannya sekitar 7 persen-20 persen.
Baca juga: Setelah Tahu-Tempe dan Daging Sapi, Giliran Harga Gas Elpiji Nonsubsidi serta Ayam Potong yang Naik
Hal tersebut juga diamini oleh Direktur Eksekutif Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) Djoni Liano.
Djoni mengatakan, penyebab mahalnya harga daging sapi lantaran semua komoditas pangan di dunia tak terkecuali di Australia sedang mengalami lonjakan harga.
Selain itu kata dia, permintaan daging sapi di Australia juga naik karena tingkat konsumsi daging sapi di negara tersebut sedang tinggi.
Hal ini yang menyebabkan pemerintah Australia lebih mengutamakan kebutuhan warganya ketimbang mengimpor sapi ke Indonesia.
"Jadikan karena pandemi orang di sana lebih mengutamakan protein dari daging jadi kebijakan mereka, Pengiriman ke Indonesia yang dikurangi daripada kebutuhan untuk masyarakatnya sendiri yang dikurangi," jelas Djoni, dilansir dari Kompas.com dalam artikel "Ini Biang Kerok Harga Daging Sapi Naik hingga Rp 140.000 Per Kg".
Faktor lain yang mendorong harga sapi di Indonesia melonjak yaitu naiknya biaya impor daging. Selain itu harga pakan sapi juga disebut sedang mengalami kenaikan harga.
Djoni mengatakan, biasanya sapi harus melewati proses penggemukan dahulu selama 2-3 bulan. Dalam proses penggemukan tersebut, membutuhkan biaya pakan yang tidak sedikit.
"Nah pertanyaannya lagi kenapa biaya pakan naik? Ya karena biaya logistik juga mengalami kenaikan. Ini semua saling bergantungan gitu," kata dia.
Oleh sebab itu, Djoni menyarankan ke pemerintah agar sumber impor daging sapi Indonesia jangan hanya berpatokan dan bergantung pada Australia saja. Ia menilai pentingnya mencari pasokan sapi dari beberapa negara lain seperti Brazil dan Meksiko.