Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

GAPKI: Prospek Bisnis Sawit di Indonesia Terus Mengalami Peningkatan

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono mengatakan prospek bisnis kelapa sawit di Indonesia masih sangat besar.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in GAPKI: Prospek Bisnis Sawit di Indonesia Terus Mengalami Peningkatan
TRIBUNNEWS/Jeprima
Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). GAPKI: Prospek Bisnis Sawit di Indonesia Terus Mengalami Peningkatan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono mengatakan prospek bisnis kelapa sawit di Indonesia masih sangat besar.

Hal itu didukung beberapa faktor seperti ruang konsumsi di dalam negeri yang masih bisa didorong.

“Minyak sawit merupakan kebutuhan dasar dikonsumsi menjadi tiga kelompok, yaitu bahan makanan, seperti minyak goreng dan makanan olahan lain, kelompok biodiesel dan kelompok bahan baku industri,” urai Joko kepada wartawan, Jumat (4/3/2022).

Baca juga: Menko Airlangga dan Ketum PBNU Pimpin Replanting Peremajaan Sawit Rakyat di Muara Enim

Untuk biodiesel, peningkatan konsumsi sangat tergantung kepada dukungan pemerintah.

“Selama menjadi mandatory, maka selama konsumsi solar naik, konsumsi (Crude Palm Oil) CPO juga akan naik,” kata Joko.

Kemudian faktor produksi kelapa sawit paling stabil di antara minyak nabati lain. 

Berita Rekomendasi

Dia mengatakan, jika ada kendala produksi di negara produsen minyak nabati, misalnya kedelai di Amerika Serikat atau bunga matahari di Eropa Timur, maka minyak kelapa sawit adalah alternatif yang paling memungkinkan untuk mengisi pasar global.

Baca juga: Jelang Harlah NU di Palembang, PBNU Gerakkan Potensi Ekonomi Berbasis Sawit

Ia juga menjelaskan industri hilir minyak sawit di dalam negeri sedang berkembang. 

“Saat ini sebagian besar produksi CPO Indonesia sudah diolah di dalam negeri. Tahun 2020, ekspor CPO hanya sekitar 21 persen dari total produksi ekspor dalam bentuk minyak mentah,” terangnya.

Tahun 2019, hanya 20 persen produksi CPO Indonesia yang dipasarkan ke luar negeri atau sekitar 7 juta ton dari produksi yang mencapai sekitar 35 juta ton. 

Sisanya, dalam bentuk refined, bleached, deodorized (RBD) fractions, RBD stearin, oleochemical dan biodiesel. 

Pemerintah pun mulai gencar merespons kampanye negatif yang diserukan pihak tertentu secara spesifik berdasarkan tema dan pelakunya.

Baca juga: Kenapa Minyak Goreng Sawit Sulit Ditemukan Di Pasaran?

Jika ada produk yang menggunakan label non-palm oil atau palm oil free yang  beredar di pasar Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan langsung menyita makanan tersebut karena memang secara regulasi sudah dilarang.

Faktor penting lainnua yakni potensi kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO) dan produk turunannya sangat besar menyusul lahan perkebunan sawit semakin terbatas. 

Sedangkan permintaan minyak nabati terus meningkat. 

“Semua kondisi ini menunjukkan bahwa prospek bisnis kelapa sawit masih besar untuk jangka panjang,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas