Garap Komoditas Baru, KAI Logistik Mulai Angkut Kalsium Karbonat
KAI Logistik merambah pengiriman komoditas baru yakni kalsium karbonat untuk perkuat portofolio lini bisnis angkutan multi komoditi.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - KAI Logistik merambah pengiriman komoditas baru yakni kalsium karbonat untuk perkuat portofolio lini bisnis angkutan multi komoditi.
Layanan angkutan kalsium karbonat tersebut berbasis kereta api (KA) relasi Babat-Jakarta Gudang.
Plt. Direktur Utama KAI Logistik, TLN Ahmad Malik Syah mengatakan, selain memperkuat layanan multi komoditi dengan melayani komoditas baru, langkah ini juga menjadi strategi perseroan dalam pemanfaatan KA balikan (KA balen) komoditas lainnya.
Baca juga: Harga Daging Sapi Tinggi, Pengamat Sebut Rantai Distribusi dan Logistik Nasional Perlu Dibenahi
Di mana harapannya, dapat memaksimalkan sarana dan mendorong kinerja perusahaan, baik volume maupun pendapatan.
“Walaupun secara volume angkutan tidak terlalu besar, namun kami melihat angkutan kalsium karbonat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan dengan pemaksimalan potensi pasar melalui modifikasi pola pengangkutan," kata Malik dalam keterangannya, Rabu (9/3/2022).
Baca juga: Tak Hanya Logistik, Pengiriman Obat-obatan di Rusia Terhambat Imbas Sanksi Ekonomi
Ahmad menjelaskan, dalam dalam pola operasi angkutan, KAI Logistik menerapkan pengangkutan dua tier, sehingga memerlukan prosedur dan mekanisme yang sangat ketat.
"Ini untuk memastikan kemanan dan keselamatan selama pengiriman," ucapnya.
Diketahui, angkutan kalsium karbonat telah dilayani sejak 26 Februari 2022, dan telah melakukan dua kali tahapan uji coba pada 2021 untuk memastikan keamanan dan keselamatan barang, baik saat proses pemuatan, perjalanan hingga pembongkaran.
Pada pola operasinya, KAI logistik mengkombinasikan gerbong datar, palet, serta lashing, dan terpal berspesifikasi khusus dan dimuat dalam dua tier untuk memaksimalkan kapasitas angkut.
Angkutan kalsium karbonat diperkirakan akan menyumbang volume angkutan 1.200 ton per bulan.