Ukraina Kembali Meminta Pertukaran Kripto Blokir Layanan ke Pengguna Warga Rusia
Ukraina kembali meminta agar platform pertukaran kripto menghentikan layanan mereka ke pengguna di Rusi
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah Ukraina mengulangi kembali permintaannya agar platform pertukaran kripto menghentikan layanan mereka ke pengguna di Rusia, yang dapat memblokir Rusia dari sistem keuangan global.
Wakil Menteri Transformasi Digital, Alex Brinyakov mengatakan, kripto hanyalah bagian kecil dari ekonomi Rusia sekarang dan kemungkinan bukan alat yang dapat digunakan untuk menghindari sanksi, namun kripto dapat tumbuh menjadi lebih penting akibat blokade ekonomi berlanjut yang didapat Rusia.
“Itu bukan pilihan utama mereka, dengan sanksi yang dijatuhkan, crypto akan semakin populer," kata Bornyakov, yang dikutip dari situs Coindesk.com
Bornyakov mengungkapkan telah mengirim delapan surat resmi ke pertukaran kripto yang berisi permintaan untuk memblokir, membekukan atau membatalkan operasi untuk pengguna Rusia.
Baca juga: Beri Efek Jera, Swiss Berencana Bekukan Aset Kripto Rusia di Wilayahnya
Namun sejauh ini bursa kripto besar masih ragu-ragu untuk mengabulkan permintaan itu.
Pertukaran kripto besar seperti Binance, Coinbase dan Kraken, mengatakan mereka akan memasukkan perusahaan dan oligarki tertentu ke daftar hitam yang ditargetkan oleh sanksi Barat.
Baca juga: Platform Kripto Mulai Dilarang di Uni Eropa Usai Terbitnya Aturan Baru
Namun ketiganya tidak akan akan memutus layanan ke seluruh negara kecuali diperintahkan untuk melakukannya.
Ukraina sendiri telah menerima banyak donasi kripto yang diperkirakan jumlahnya saat ini telah mencapai lebih dari 80 juta dolar AS, sejak invasi Rusia dimulai pada dua minggu lalu.
Dana yang diperoleh ini dilaporkan digunakan untuk memenuhi peralatan, bahan bakar, makanan dan rompi anti peluru untuk Tentara Ukraina.
Baca juga: Ini Alasan OJK Larang Perbankan Fasilitasi Jual Beli Kripto
Pertukaran kripto yang berbasis di Ukraina, Kuna menangani upaya untuk menerima donasi kripto atas nama pemerintah negara tersebut.
Namun, hal ini ternyata bukan pertama kalinya Ukraina terlibat ke dalam industri blockchain.
Tahun lalu, pemerintah Ukraina meluncurkan upaya bersama untuk menarik kripto lokal yang mendorong ekonomi digital di Ukraina.
Baca juga: Jangan Cuma Ikut Tren untuk Investasi Kripto, Waspadai Praktik Pump and Dump
Pada bulan September lalu, Parlemen Ukraina mengesahkan undang-undang yang melegalkan dan mengatur bitcoin.
Sedangkan Rusia, melakukan upaya yang cukup keras untuk mengurangi penggunaan kripto di negaranya.
Bank Sentral Rusia telah menyerukan larangan perdagangan kripto langsung, meskipun Kementerian Keuangan Rusia telah menerbitkan peta jalan untuk mengatur kripto di negara tersebut.
Terlepas dari regulasi yang ketat ini, Rusia merupakan rumah bagi industri pertambangan kripto domestik yang besar.
Menurut data dari perusahaan analitik Chainalysis, volume transaksi kripto di Rusia juga termasuk tinggi.