Harga Minyak Melonjak, Pengamat Apresiasi Efisiensi Ketat Pertamina
Efisiensi ketat Pertamina dalam menyikapi harga minyak dunia yang terus meroket, mendapat tanggapan positif.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Choirul Arifin
“Kebijakan ini perlu dilakukan. Jika, tidak maka Pemerintah perlu memberikan subsidi atau kompensasi. Apalagi saya perkirakan, harga minyak akan terus tinggi, di atas USD 90 per barel hingga pertengahan tahun ini. Kalau benar demikian, tentu beban Pertamina akan semakin berat,” lanjutnya.
Fabby menambahkan, 50 persen penjualan BBM Pertamina berasal dari Pertalite.
Dengan demikian, kebijakan Pertamina sebelumnya yang sudah menaikkan harga BBM non penugasan, yaitu Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite, memang sudah sewajarnya.
“Hanya saja, kenaikan itu tetap tidak dapat menutupi biaya kedua jenis BBM tersebut,” lanjutnya.
Pertamina sendiri, sebelumnya mengakui bahwa kinerja keuangan mereka cukup tertekan dengan kenaikan harga minyak dunia akibat perang Rusia-Ukraina.
Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga (PPN), Subholding Commercial and Trading Pertamina Irto Ginting mengungkapkan, harga minyak mentah dunia yang terus melambung menekan keuangan Pertamina cukup kesulitan.
"Tentunya, kenaikan harga minyak ini memberikan tekanan bagi kami di hilir," kata Irto.
Pertamina juga menyatakan terus memonitor perkembangan global serta mengkaji kemungkinan penyesuaian harga Pertamax. Sedangkan untuk Pertalite sebagai BBM yang dikonsumsi masyarakat banyak, dipastikan tidak mengalami perubahan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.