Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dua Tahun Tutup Diri, Myanmar Akhirnya Buka Kembali Penerbangan Internasional

Myanmar akhirnya kembali membuka penerbangan internasional setelah sempat melarang adanya turis asing untuk masuk ke negara tersebut.

Penulis: Hari Darmawan
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Dua Tahun Tutup Diri, Myanmar Akhirnya Buka Kembali Penerbangan Internasional
Wikipedia
Ilustrasi Bandara Internasional Yangon 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Myanmar akhirnya kembali membuka penerbangan internasional setelah sempat melarang adanya turis asing untuk masuk ke negara tersebut.

Mengutip dari laman situs AFP pada Minggu (20/3/2022), pembukaan kembali penerbangan internasional ini mengakhiri larangan turis asing masuk ke Myanmar.

Myanmar sendiri menutup akses turis asing ke negaranya selama dua tahun terakhir sejak Maret 2020 untuk mencegah infeksi Covid-19.

Baca juga: Kemenkes Sebut Terjadi Penurunan Kasus Konfirmasi Covid-19 Hingga 50,33 Persen

Selain itu adanya kudeta tahun lalu yang menimbulkan protes keras dan tindakan keras militer membuat ekonomi, termasuk industri pariwisata di Myanmar, merosot.

Myanmar pun akhirnya akan membuka semua penerbangan internasional pada 17 April, dan turis asing sudah diperbolehkan melancong kembali ke negara tersebut.

Komite Pusat Nasional Pencegahan, Pengendalian dan Pengobatan Penyakit Virus Corona Myanmar mengatakan keputusan itu dibuat untuk meningkatkan sektor bisnis pariwisata, dan mempermudah perjalanan pengunjung yang datang ke Myanmar.

Baca juga: Menkes: Survei Serologi Jadi Dasar Penentu Kebijakan Penanganan Covid-19

Berita Rekomendasi

Turis harus karantina selama sepekan, menjalani dua kali tes PCR, dan harus mendapat vaksin lengkap. Pariwisata Myanmar sendiri mengalami penurunan selama pandemi yang menelan korban jiwa hampir 20.000 orang di negara tersebut.

Meningkatnya kekerasan setelah pengambilalihan junta juga telah merusak bisnis, banyak perusahaan internasional menarik diri dari negara tersebut.Lebih dari 1.600 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan dan lebih dari 11.000 ditangkap sejak kudeta.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas