Para Penemu Kerap Terkendala Pada Level TRL 7 Dalam Komersialisasi Hasil Penelitian
Ketua Umum Asosiasi Inventor Indonesia (AII), Didiek Hadjar Goenadi menganalogikan kondisi TRL 7-8 sebagai lembah kematian (death valley) bagi invento
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Whiesa Daniswara
Prof Didiek mengungkapkan, hingga kini sudah ada beberapa investor yang berminat pada hasil penelitian para inventor yang diwujudkan dalam letter of intent (LoI), lalu dilanjutkan ke tahap tandatangan kerja sama (MoU) dan SPK.
"Semoga investor yang sudah menyampaikan LoI bisa segera ditingkatkan menjadi MoU dan SPK. Setelah itu dilakukan persiapan pasarnya. Sehingga produk tersebut memiliki nilai ekonomi yang riil," ujarnya.
Baca juga: Hilirisasi Industri Pengolahan Kelapa Sawit Bikin Ekspor Meningkat Signifikan
Baca juga: Bengkulu yang Jadi Lumbung Sawit, Minyak Goreng Langka, Harganya Tembus Rp 40.000 Per Liter
Ada 13 hasil penelitian yang dapat menarik perhatian untuk dikomersialisasikan para investor.
Pertama, penelitian berjudul lawan serangan jamur ganoderma pada kelapa sawit dengan drone.
Kedua, dari limbah kelama sawit jadi material hebat nano crystal. Ketiga, plastik dari limbah sawit yang bisa terurai alami. Keempat, busa pemadam kebakaran dari minyak sawit.
Kelima adalah timah organik dari residu minyak sawit membuat pipa PVS bebas timbal. Keenam, dari biomassa ke biorefineri menjadi bioenergi.
Ketujuh, kayu lapis dari batang pohon sawit. Kedelapan, kilang nabati mengubah batang pohon sawit jadi gula dan karbohidrat.
Kesembilan, produksi suplemen pakan ternak lemak kalsium berbahan baku PFAD.
Kesepuluh, MDAG bahan makanan sehat berbasis sawit. Kesebelas, pupuk bio-silika untuk kelapa sawit agar tahan kekeringan.
Keduabelas, revolusi cara menentukan waktu panen kelapa sawit. Dan ketigabelas adalah sortir dan grading cepat buah sawit dengan pencitraan spektral.