Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Bisnis

Rachmat Gobel Bantah Ada Mafia Minyak Goreng, Regulasi Tata Niaganya yang Bermasalah

Rachmat Gobel membantah ada mafia minyak goreng. Dia mengklaim yang terjadi adalah ketidaktepatan dalam regulasi tata niaga.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Rachmat Gobel Bantah Ada Mafia Minyak Goreng, Regulasi Tata Niaganya yang Bermasalah
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Petugas menata minyak goreng kemasan di sebuah supermarket di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (18/3/2022). Stok minyak goreng di pasaran kini mulai kembali melimpah seiring dengan dicabutnya aturan harga eceran tertinggi (HET). Pemerintah mencabut HET minyak goreng sejak Rabu (16/3) menyusul adanya kelangkaan barang yang terjadi belakangan ini. Beberapa merk minyak goreng kemasan terkenal pun mulai memenuhi rak-rak supermarket. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel membantah ada mafia minyak goreng. Dia mengklaim yang terjadi adalah ketidaktepatan dalam regulasi tata niaga minyak goreng.

“Di sektor pangan memang ada mafia di sejumlah komoditas, tapi tidak ada di minyak goreng. Yang ada adalah ketidaktepatan dalam regulasi sehingga pengusaha mencari celah untuk mencari keuntungan," ujarnya.'

Jadi ini soal pengaturan dalam tata niaga dan juga masalah dalam kepemimpinan, manajerial, dan pendekatan dalam mengelola tata niaga minyak goreng,” kata dia dalam siaran pers, Senin (21/3/2022).

Hal itu ia sampaikan saat diwawancara wartawan di sela-sela mengikuti pertemuan Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 di Bali.

Wartawan sudah menunggu Gobel usai ia menerima delegasi parlemen dari Jepang.

“Yang ada adalah kesalahan kita dalam mengatur dan membuat kebijakan. Itu saja. Namanya pengusaha ya cari untung. Dia lihat ada celah dalam peraturan, lengah, ya dia masuk. Jadi, jangan kita langsung mencap bahwa ini adalah mafia,” katanya.

Baca juga: Menguji Prediksi Mendag, Harga Minyak Goreng Bakal Turun Minggu Depan

Gobel mengatakan, kementerian perdagangan seharusnya memiliki strategi dalam menghadapi gejolak harga akibat meningkatnya permintaan pasar global terhadap CPO dan minyak goreng.

Berita Rekomendasi

Indonesia adalah negara agraris penghasil CPO dan minyak goreng terbesar di dunia. Menurutnya, ini hanya masalah hilir dan bukan masalah hulu.

Baca juga: Pengamat: Pemerintah Wajib Jaga HET Minyak Goreng Curah untuk Lindungi Rakyat

“Kejadian ini harus menjadi momentum. Kita harus bangun. Jangan cuma tidur. Jangan cuma mengatakan harga naik terus menyerah. Apalagi Presiden punya Trisakti dan Nawacita yang di dalamnya mengamanatkan tentang kemandirian ekonomi dan kemandirian pangan. Itu bagus sekali," katanya.

"Para menteri harus bisa menerjemahkan visi-misi Presiden menjadi program dan kebijakan. Masa kita sebagai negara agraris tapi untuk mengisi kebutuhan dalam negerinya saja tidak bisa,” kata Gobel.

Baca juga: 30 Ton Minyak Goreng Curah di Toko Fatimah Habis Diserbu Pembeli dalam Sehari

Gobel mengatakan agar pemerintah bisa melibatkan pengusaha untuk ikut bertanggung jawab.

“Untuk hal-hal yang strategis dan pokok, seperti soal pangan, maka pengusaha jangan hanya dilihat dari aspek jumlah investasi yang ditanamkan dan jumlah tenaga kerja yang terserap, tapi harus ikut diajak membangun bangsa. Karena itu, masalah distribusi dan harga pangan harus menjadi tanggung jawab produsen juga. Jadi jangan diserahkan kepada mekanisme pasar sepenuhnya. Ajak dialog,” katanya.

Menurutnya, pemerintah banyak memiliki instrumen untuk bisa melibatkan pengusaha dalam membangun ketahanan nasional.

“Masalah pangan ini bersifat strategis karena menyangkut ketahanan nasional. Jika tak terkendali masalahnya bisa menjadi politis,” kata Gobel.

Karena itu, masalah pangan tak bisa diselesaikan sendiri oleh kementerian perdagangan.

“Banyak kementerian dan lembaga lain yang terlibat seperti kementerian pertanian, kementerian perindustrian, kementerian ESDM, dan sebagainya,” katanya.

Laporan Reporter: Yudho Winarto | Sumber: Kontan

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas