Riset: 46 Persen CEO Industri Otomotif Was-was karena Seretnya Pasokan Semikonduktor
Sebanyak 46 persen CEO di industri otomotit menghadapi kendala kekurangan komponen, terutama untuk semikonduktor.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PwC Annual Global CEO Survey tahun 2022 menyatakan, para eksekutif di industri otomotif optimis tentang prospek ekonomi tahun ini.
Namun 46 persen CEO di industri ini menghadapi kendala kekurangan komponen, terutama untuk semikonduktor.
Pasar EV yang terus tumbuh di tahun-tahun mendatang membuat permintaan
komponen menjadi meningkat. Pergeseran ke mobilitas listrik ini akan membutuhkan pemasok suku cadang untuk memasok produk yang memenuhi permintaan.
Namun, survei ini menemukan adopsi EV di Indonesia lebih lambat daripada di pasar lain, tetapi para pelaku industri bersiap untuk masa depan di mana kendaraan ini memainkan peran yang lebih menonjol di pangsa pasar.
Survei ini menyatakan, adopsi teknologi canggih, termasuk otomatisasi, robot, big data, dan solusi smart factory, akan membantu pemain otomotif mencapai keunggulan kompetitif.
Baca juga: Taiwan Mulai Masif Dirikan Sekolah Chip, Demi Lebih Banyak Cetak Insinyur Semikonduktor
Pergeseran peran pekerja akan menjadi sesuatu yang perlu dipertimbangkan, dan akan membutuhkan evolusi dalam keahlian.
Dengan teknologi yang menawarkan solusi yang lebih efisien untuk banyak tugas, pekerja dapat menemukan diri mereka dikerahkan ke area lain.
Baca juga: Taiwan Bikin RUU Khusus Demi Antisipasi Rahasia Semikonduktornya Dicuri China
“Sebanyak 23 persen responden di Indonesia telah menerapkan teknologi tersebut ke dalam proses produksi mereka, sementara 19% lagi akan berinvestasi dalam teknologi tersebut dalam dua tahun ke depan," ujar Hendra Lie, Automotive Industry Leader PwC Indonesia dalam paparan risetnya, Selasa (22/3/2022).
Baca juga: Di Tengah Kelangkaan Chip Semikonduktor, Apple Berhasil Menjual 40 Juta Unit iPhone 13
Dia mengatakan, keberhasilan sektor otomotif ke depannya merupakan kunci bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
"Sebanyak 85 persen responden optimis atau sangat optimis tentang masa depan meskipun ada COVID-19 dan bahwa stabilitas permintaan dan kemungkinan bahwa pertumbuhan dapat mendorong industri otomotif maju," ujarnya.
Riset ini digelar PwC Indonesia bekerja sama dengan Gabungan Industri Alat-Alat Mobil dan Motor (GIAMM) untuk menganalisis segmen pemasok otomotif di Indonesia, mulai Desember 2021 hingga awal 2022.