Dapat Diskon dari Putin, India Beli 5 Juta Barel Minyak Mentah Rusia
Meski ditentang oleh AS dan barat, namun pemerintah India bersikeras akan tetap melanjutkan kegiatan perdagangannya dengan Rusia.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI – Di tengah memanasnya sikap Barat terhadap perdagangan Rusia, pemerintah India diketahui tengah menetapkan mekanisme pembayaran dengan mata uang rupee-rubel untuk semua kegiatan transaksi impor dari negara Putin.
Meski ditentang oleh AS dan barat, namun pemerintah India bersikeras akan tetap melanjutkan kegiatan perdagangannya dengan Rusia.
Keputusan tersebut diambil pemerintah India setelah melihat peluang diskon yang diberikan Putin untuk pembelian minyak mentah Rusia.
Baca juga: UPDATE 1 Bulan Invasi Rusia ke Ukraina, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Keseriusan India dalam kerjasama ini juga dibuktikan dengan rilisnya mekanisme perdagangan rupee-rubel.
Dengan dibantu oleh asosiasi eksportir India, FIEO. Rencananya mekanisme pembayaran tersebut akan selesai dibuat pada minggu depan.
Presiden Federasi Organisasi Ekspor India (FIEO), A Sakthivel menyebut dengan mekanisme ini memungkinkan eksportir India melanjutkan bisnis mereka dengan Rusia.
Bahkan setelah sanksi Barat membatasi mekanisme pembayaran internasional.
Mengutip dari Asian Times, pemerintah India dikabarkan telah menyepakati perjanjian untuk membeli lima juta barel minyak mentah Rusia.
Dimana dua juta barel akan disetorkan ke Hindustan Petroleum sementara sisanya akan didistribusikan ke Indian Oil.
India merupakan importir minyak terbesar ketiga di dunia. Meski kehadiran minyak mentah Rusia tidak berpengaruh besar bagi kehidupan masyarakat India.
Baca juga: Setelah Blokir Facebook dan Instagram, Kini Rusia Paksa Google Hapus 36 Ribu URL
Namun dengan adanya diskon minyak yang ditawarkan Rusia, di gadang-gadang mampu membantu pemerintah India dalam melindungi ekonomi negaranya dari lonjakan harga minyak mentah internasional.
“India berencana mengekspor pertanian dan farmasi. Sekarang seluruh Barat melarang Rusia, akan ada banyak peluang bagi perusahaan India untuk memasuki Rusia,” kata pejabat perdagangan India.
Tak hanya itu saja bahkan pemerintah India juga berencana memperluas ekspansi dagangnya dengan memesan sistem pertahanan udara S-400 Rusia, yang dilaporkan merupakan sistem pertahanan anti-pesawat dan anti-rudal paling canggih yang tersedia di pasar dunia, dengan biaya yang diproyeksikan lebih dari 5 miliar dolar AS.
Dengan diterapkannya mekanisme perdagangan mata uang ruppe-rubel, pemerintah India berharap cara ini dapat menjadi opsi pembayaran yang pas untuk para eksportir India.
Meski India menjalin kerjasama bilateral dengan perusahaan – perusahaan Rusia, namun pihaknya menegaskan akan tetap netral terhadap invasi yang dilakukan Putin terhadap Ukraina.