Kemenperin Siap Gelar Pertemuan Pertama TIIWG di Solo Minggu Depan
Kementerian Perindustrian memilih Kota Solo, Jawa Tengah, sebagai tempat pertemuan pertama event Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG)
Penulis: Lita Febriani
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian memilih Kota Solo, Jawa Tengah, sebagai tempat pertemuan pertama event Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) pada minggu depan, tepatnya mulai 29 Maret–1 April 2022.
Pertemuan pertama di Solo, tersebut akan dihadiri para delegasi G20 dan tamu naratetama (VVIP) dari organisasi-organisasi Internasional.
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian Eko SA Cahyanto, mengatakan ada beberapa alasan mengapa Solo dipilih menjadi lokasi utama.
Baca juga: Bahas Industri di G20, Kemenperin: Indonesia Berkomitmen Tunjukkan Industri Berkelanjutan
"Pertama, Solo merupakan kota dengan sejarah kejayaan yang panjang di masa lalu, termasuk sebagai pusat industrialisasi di Pulau Jawa. Di Solo Raya, selama sepuluh tahun terakhir, industrialisasi berjalan cukup masif. Beberapa industri memilih Solo Raya sebagai homebase produksi," jelas Eko saat Media Briefing Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG), Jumat (25/3/2022).
Selain itu, penyelenggaraan Pertemuan Pertama TIIWG digelar di Solo untuk memberikan impresi kepada para delegasi dan tamu VVIP.
"Kita menampilkan Kota Solo pada presidensi G20 ini sebagai wujud tradisi dan warisan budaya yang terus kita jaga," imbuh Eko.
Saat ini, semakin banyak industri memilih lokasi di luar lokasi tradisional, yaitu koridor utara Pulau Jawa, dengan adanya perkembangan pembangunan infrastruktur.
Baca juga: Kemenperin Berencana Rehabilitasi Kawasan Industri di Palu
Dalam pertemuan pertama ini akan dibahas tiga dari enam isu utama dalam TIIWG, yakni Peran Sistem Perdagangan Multilateral untuk akselerasi pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), perdagangan digital dan rantai nilai global berkelanjutan (Sustainable Global Value Chain/GVCs) yang berkelanjutan, serta industrialisasi inklusif yang berkelanjutan melalui Industri 4.0.