Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kebutuhan Sektor Industrial Meningkat, Zinium Diversifikasi Produk Baja Ringan

Permintaan bahan baja ringan terutama yang menunjang sektor konstruksi sejalan dengan pembangunan di Indonesia belakangan meningkat

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Kebutuhan Sektor Industrial Meningkat, Zinium Diversifikasi Produk Baja Ringan
Tribunnews.com/Choirul Arifin
Permintaan baja ringan dengan spesifikasi tertentu di sektor industri belakangan terus meningkat, terutama untuk kebutuhan fasilitas pergudangan. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Permintaan baja ringan dengan spesifikasi tertentu di sektor industri belakangan terus meningkat, terutama untuk kebutuhan fasilitas pergudangan.

Pasar di segmen tertentu di sektor ini membutuhkan baja dengan spefikasi khusus dengan mutu terbaik namun harga yang lebih terjangkau.  

Merespon hal tersebut, produsen baja ringan, PT Sunrise Steel memperkenalkan diversifikasi produk baja ringan terbaru Zinium Diverso di pameran Indobuildtech Expo 2022 di ICE BSD City, Tangerang, pada 22- 27 Maret 2022.

General Manager Sales & Marketing PT Sunrise Steel Filipus Tedjo Baskoro mengatakan, Diverso merupakan baja lapis aluminium seng (BjLAS) dengan perbedaan massa lapisan antara sisi atas dan sisi bawah.

Baja ini digunakan untuk kebutuhan dinding dan atap yang hanya membutuhkan laminasi anti karat yang lebih kuat pada satu sisi permukaan saja. 

"Permintaan bahan baja ringan terutama yang menunjang sektor konstruksi sejalan dengan pembangunan di Indonesia belakangan meningkat," kata Filipus di sela pameran.

Baca juga: Agustin Menangis Histeris Hingga Pingsan Dengar Vonis Olivia Nathania Dinilai Terlalu Ringan

Berita Rekomendasi

Karenanya, kehadiran varian terbaru baja ringan ini mampu menjawab tuntas kebutuhan sektor konstruksi yang mensyaratkan akan jaminan kualitas terbaik namun dengan tetap mempertimbangkan faktor biaya.

"Aluminium zinc pada baja ringan ini gunanya untuk memberikan ketahanan terhadap korosi atau mencegah karat.

Filipus Tedjo Baskoro
General Manager Sales & Marketing PT Sunrise Steel Filipus Tedjo Baskoro

Dia menjelaskan, konsumen baja ringan perlu mendapatkan edukasi tentang produk baja ringan karena banyak produk baja ringan yang  spesifikasinya tidak sesuai dengan ekspektasi termasuk tingkat ketebalannya.

Dia menjelaskan, standar SNI mensyaratkan baja dasar ketebalannya 0,2 mm sebelum dilapisi AZ. "Tapi di pasar ritel banyak sekali yang ketebalannya di bawah itu seperti 0,16 mm," ungkapnya.

"Untuk AZ aluminium zinc, yang beredar di pasaran berada di bawah 70, misalnya 50. Padahal syaratnya minimal 70. Kita mulai dari 70, 100, 150 dan seterusnya untuk massa lapisan gram per meter persegi," bebernya.

Filipus menambahkan, perusahaannya berinovasi untuk penuhi kebutuhan masyarakat yang membutuhkan lembaran baja ringan dengan massa AZ tertentu.

Misalnya untuk bangunan yang di area dengan kadar garamnya tinggi yang membutuhkan satu sisi saja massa lapisannya.

"Satu sisi massa lapisannya tebal, sisi lain lebih sedikit. Ini inovasi yang tidak dimiliki oleh produsen lain, untuk memenuhi kebutuhan proyek-proyek sekaligus sebagai jawaban atas kebutuhan konsumen akan material baja ringan dengan kualitas bagus tapi budget hemat," kata dia.

Baja ringan Zinium Diverso diproduksi di pabrik Zinium di Mojokerto, Jawa Timur, dengan bahan baku baja dipasok dari Krakatau Steel.

"Pabrik kita di Mojokerto. Kita industri B to B, customer kita yang suplai ke proyek atau konsumen ritel dan penjualan kita tersebar dengan profil customer di berbagai daerah," kata Filipus.

Utilisasi pabrik saat ini mencapai 80 persen. "Produk kita banyak digunakan untuk kebutuhan atap industrial seperti pergudangan, hingga baja ringan truss untuk rangka atap.
Selama pandemi, penjualan masih tumbuh 8 sampai 10 persen di 2020 ke 2021," ujarnya.

Target penjualan tahun ini diproyeksikan tumbuh 30 persen.

"Pandemi membuat banyak proyek tertunda baik industrial maupun di masyarakat. Karena pandemi mulai landai, optimisme mulai tumbuh, permintaan baja ringan naik," bebernya.

"Di pasar downstream kami, permintaan setelah Lebaran nanti akan naik tajam. Tapi harga baja dunia trennya cenderung naik tajam. Tantangannya adalah, dengan demand pasar yang masih sangat tinggi, konsumen akan cari produk alternatif," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas