Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Perusahaan penyedia data pasar keuangan global Refinitiv mengungkapkan ekspor gas alam cair (LNG) Amerika Serikat pada Maret lalu naik hampir 16 persen dengan pengiriman ke Eropa paling mendominasi.

Permintaan LNG AS terus meningkat karena negara-negara Eropa berusaha menghentikan impor gas dari Rusia, menyusul invasi Rusia ke Ukraina.

Dilansir dari Reuters.com, Refinitiv menambahkan total eskpor LNG AS pada bulan lalu mencapai 7,43 juta ton, naik dari 6,4 juta ton pada Februri lalu, dan melampaui rekor mereka sebelumnya pada bulan Januari yang mencapai 7,25 juta ton.

Negara-negara Eropa menjadi importir utama LNG AS selama empat bulan berturut-turut, dan telah mengambil sekitar 65 persen dari eskpor AS.

Wilayah Asia sendiri mengambil 12 persen ekspor AS dan Amerika Latin mengambil sekitar 3 persen.

Baca juga: Warga Jerman Beralih ke Batu Bara dan Kayu Bakar karena Harga Gas Melonjak

Pada Februari lalu, Jerman mengatakan akan mebangun dua terminal impor LNG dan berusaha untuk meningkatkan cadangan gas mereka sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada gas Rusia.

Baca juga: Putin Ancam akan Hentikan Pasokan Gas jika Eropa Tak Bersedia Bayar Pakai Rubel

Seorang analis di Norwegia Rystad Energy, Vinicius Romano berujar negara-negara di Eropa harus mengikuti langkah Jerman untuk menjatah permintaan gas di negaranya.

"Untuk mengelola risiko, negara-negara Eropa harus mengikuti contoh Jerman dan memulai prosedur untuk menjatah permintaan gas dan bersiap untuk pengurangan pasokan," kata Vinicius Romano.

Harga LNG global pada Bulan Maret masih tinggi, dan Eropa masih menarik permintaan pasokan gas dari Asia.

Menurut data dari Refinitiv, patokan LNG di Eropa minggu ini diperdagangkan pada 39,22 dolar AS per juta British thermal unit (mmBtu).