Praktisi: Indonesia Masuki Fase Paling Awal untuk Adopsi Kripto, NFT dan Metaverse
investor aset kripto di Indonesia berada pada tipping point atau mendekati mass adoption saat jumlahnya sudah jauh melewati investor pasar modal.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia saat ini dinilai sedang memasuki fase discovery atau pada stage paling awal untuk mengadopsi kripto, NFT, maupun Metaverse.
Diperlukan edukasi yang lebih komprehensif agar masyarakat lebih memahami kegunaan teknologi tersebut serta dapat terhindar dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Chief Marketing Officer Pintu Timothius Martin mengatakan, investor aset kripto di Indonesia berada pada tipping point atau mendekati mass adoption saat jumlahnya sudah jauh melewati investor pasar modal.
"Dalam kurun waktu dua tahun belakangan ini, investasi pada aset kripto sangat populer dan digemari oleh masyarakat Indonesia.
Baca juga: Mulai Mei Nanti, Indonesia akan Mengenakan Pajak Kripto 0,1 Persen
Ini membuktikan masyarakat menyambut positif instrumen investasi aset kripto yang masih tergolong baru,” katanya saat Selular Congress 2022 bertema Winning in Digital Ecosystem, dengan sub-tema “NFT, Kripto, dan Metaverse: The Next Big Things? secara daring, Jumat (1/4/2022).
Baca juga: Hari Ini Harganya Melesat 80 Persen, Kenaikan Aset Kripto Zillica Tertinggi Selama Sepekan
Selain Timothius Martin, hadir sebagai pembicara Direktur Utama Smartfren Merza Fachys, Chief Technology Officer Populix Jonathan Benhi, dan Ekonom Indef Nailul Huda.
Timo menambahkan, aplikasi Pintu yang baru berdiri dua tahun sejak awal pandemi melihat memang minat investasi terhadap aset kripto sangat besar.
Baca juga: Luar Biasa, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Melambung, Kini Mencapai 12,4 Juta
Dia mengatakan, aplikasi ini sangat mudah digunakan dengan berbagai fitur yang bisa dimanfaatkan, seperti user interface yang ramah, fitur dollar cost averaging (DCA) dan bisa berinvestasi mulai dari Rp 11.000.
Dia menambahkan, aplikasinya terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan menjalin kerja sama dengan kustodian ternama, seperti Coinbase, serta mengasuransikan aset guna meminimalkan risiko penyalahgunaan.
"Teknologi tetap harus diimbangi dengan proteksi, dalam hal ini kami mengapresiasi dalam hal regulasi yang dibuat oleh pemerintah yaitu Kementerian Perdagangan melalui Bappebti," katanya.
Chief Technology Officer Populix Jonathan Benhi mengatakan, hasil surveinya terhadap 1.000 responden menemukan kripto menjadi salah satu top 5 investasi.
"Dari survei tersebut dinyatakan bahwa terdapat top 5 investasi yang populer di Indonesia yaitu, emas, saham, reksa dana, cryptocurrency, dan properti," katanya.
Alasan pilihan aplikasi untuk masyarakat berinvestasi kripto di antaranya, kesederhanaan desain, aplikasi mudah digunakan, monitor harga secara real time, investasi dengan modal kecil, keamanan, transparansi dan adanya layanan call center.
Timo menambahkan, Bappebtitengah menyiapkan pembentukan bursa kripto di Indonesia yang diperkirakan akan hadir di 2022 ini.
Jika rencana ini terealisasi, bursa kripto ini akan menjadi yang pertama di dunia.