Awal Puasa, Pedagang Keluhkan Mahalnya Harga Bahan Pokok
Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan mengatakan, harga pangan pada Ramadan H+3 terdapat beberapa komoditas terpantau masih cukup tinggi
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mengeluhkan mahalnya harga bahan pokok, dan bahkan terjadi kelangkaan di pasar tradisional.
Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan mengatakan, harga pangan pada Ramadan H+3 terdapat beberapa komoditas terpantau masih cukup tinggi.
"Minyak goreng Rp 19.500, cabai-cabaian masih belum sesuai harga eceran tertinggi. Cabai rawit merah masih Rp 60 ribu, beberapa cabai lain masih bertengger Rp 50 ribu," kata Reynaldi, Rabu (6/4/2022).
Baca juga: Amankan Distribusi Kebutuhan Bahan Pangan Pokok, Mentan SYL Sidak Pasar di Kota Makassar
Kemudian, harga bawah merah mengalami kenaikan dari Rp 33 ribu menjadi Rp 37 ribu, bawang putih Rp 33.500 dari sebelumnya Rp 30 ribu, daging ayam naik jadi Rp 40.200 dari Rp 39 ribu.
"Telur dari Rp 22 ribu ke 25.300, gula pasir yang memang barangnya sampai detik ini masih langka dari Rp 13.500 ke Rp 14.500, tepung terigu dari Rp 7.500 ke 9 ribu , daging sapi Rp 140 ribu ke Rp 143 ribu," paparnya.
Kenaikan harga tersebut diperkirakan akan menurun setelah satu minggu berjalannya Ramadan, seiring turunnya pembelian dari masyarakat.
Baca juga: Jelang Ramadan, Harga Bahan Pokok, Elektronik hingga Energi Mulai Naik
Namun, Reynaldi berharap harga komoditas pangan tersebut tidak mengalami kenaikan lagi ke depannya, khususnya jelang Idul Fitri.
"Kami minta kepada pemerintah untuk mengeluarkan seluruh daya dan upaya dalam proses pelaksanaan penurunan harga pangan, sehingga menjelang Idul Fitri tidak terlampau tinggi," ucapnya.