Digiasia Bios Terus Kembangkan Ekosistem Cashles Society untuk Dukung Pemulihan Ekonomi
Data Bank Indonesia menyatakan, total nilai transaksi pembayaran digital di Tanah Air meningkat sebesar 122,89 persen.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Digiasia Bios, perusahaan Fintech-as-a-Service (FaaS) pertama di Indonesia, mendukung program pemulihan perekonomian Indonesia serta program masyarakat digital atau nontunai (cashless society) melalui pengembangan ekosistemnya.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), masyarakat terus bergerak menuju era nontunai. Pada 2017-2021, total nilai transaksi pembayaran digital (digital payment) di Tanah Air meningkat sebesar 122,89 persen.
Berdasar data tersebut, Digiasia Bios terus mengembangkan produk dan layanan digitalnya yang menjadi solusi di masyarakat, terutama dalam hal pengelolaan keuangan.
Rully Hariwinata, Chief Marketing Officer dari Digiasia Bios mengatakan, saat ini, sudah lebih dari 70 mitra bergabung dalam ekosistem layanan perusahannya.
“Sebagai perusahaan yang bergerak dengan basis digital, kami terus mengembangkan ekosistem dengan mengintegrasikan teknologi yang kami miliki untuk memperluas layanan digital dan cashless dengan tujuan agar para pelaku bisnis serta masyarakat secara umum dapat semakin mudah beradaptasi dengan pergerakan menuju Cashless Society,” kata Rully melalui keterangannya, Rabu (20/4/2022).
Baca juga: Harga Emas Meroket, KasPro Gandeng IndoGold Luncurkan Fitur GoldPro
Untuk mendorong program cashless society, Digiasia Bios memiliki produk KasPro, platform pembayaran digital perusahaan, yang telah memegang izin peredaran uang elektronik dan QRIS dari Bank Indonesia sejak Mei 2018.
KasPro juga telah bersertifikasi PCI DSS dari QRC Solution, yang membantu masyarakat melakukan berbagai transaksi pembayaran secara digital dengan cepat dan aman.
Baca juga: Fokus Garap FaaS, Digiasia Bios Kembangkan Empat Produk dan Layanan Fintech
Anggoro Prajesta, Direktur PT Solusi Pasti Indonesia (KasPro) mengatakan, pihaknya memahami bahwa setiap bisnis dan kebutuhan pasar terkait pembayaran digital tentunya berbeda satu sama lain.
Teknologi dan layanan KasPro terus ditingkatkan agar dapat menyesuaikan kebutuhan serta dapat disematkan dalam aplikasi maupun ekosistem apapun.
Baca juga: Gandeng BRI, Digiasia Layani Pembayaran Kartu Kredit Virtual
"Hal ini kami lakukan untuk terus mendukung transformasi keuangan para mitra, mendorong penyempurnaan dan memperkuat daya saing mereka secara menyeluruh,” ungkap Anggoro.
KreditPro, RemitPro, Digibos Digiasia Bios juga memiliki layanan produk finansial lain seperti P2P Lending (KreditPro), Remittances (RemitPro) dan Layanan Keuangan Digital (Digibos).
Dengan demikian, ekosistem layanan Digiasia Bios telah terbentuk. Tidak hanya berada dalam lingkup industri keuangan, namun juga mencakup berbagai industri lain mencakup FMCG, Retail dan lain-lain.
"Hal ini tentu menjadi bukti pencapaian sekaligus motivasi bagi kami untuk terus menghadirkan inovasi terbaik dan mendukung kemajuan perekonomian masyarakat kedepannya,” tutup Rully.
Sebagai informasi, Digiasia Bios berdiri sejak 2017 sebagai perusahaan Fintech-as-a-Service (FaaS) pertama di Indonesia. Perusahaan rintisan Alexander Rusli dan Prashant Gokarn ini beroperasi dengan memiliki empat perizinan, yakni untuk melayani Digital Payment (KasPro), P2P Lending (KreditPro), Remittances (RemitPro), dan Layanan Keuangan Digital (Digibos).
Editor : Aprillia Ika | Sumber: Kompas.com