Tumbuh 78,1 Persen, BRI Bukukan Laba Rp 12,22 Triliun di Kuartal I 2022
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, sukses mencetak laba senilai Rp12,22 triliun di kuartal I-2022.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, sukses mencetak laba senilai Rp12,22 triliun di kuartal I-2022.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, angka tersebut tumbuh 78,13 persen (year on year/yoy).
Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan, didukung oleh kinerja penyaluran kredit Perseroan yang tumbuh 7,43 persen (yoy) menjadi sebesar Rp1.075,93 triliun.
Baca juga: Pemegang Saham Restui MTEL Bagi Dividen Rp 966 Miliar
Ia mengatakan, naiknya kinerja BRI efek dari pulihnya perekonomian nasional serta menggeliatnya aktivitas pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan core business BRI.
“Kondisi UMKM yang mulai pulih saat ini mendorong penyaluran kredit BRI tumbuh 7,43 persen menjadi sebesar Rp1.075,93 triliun,” ucap Sunarso dalam paparan kinerja BRI, Senin (25/4/2022).
“Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit perbankan nasional di kuartal I-2022 sebesar 6,65 persen,” sambungnya.
Baca juga: BLT UMKM 2022 Rp 600 Ribu Cair untuk 12 Juta Penerima, Segera Cek Penerimanya di Eform.bri.co.id
Sunarso menambahkan, keberhasilan BRI dalam menyalurkan kredit diatas rata rata industri perbankan nasional diiringi dengan manajemen risiko yang baik.
Hal tersebut tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) BRI secara konsolidasian yang tercatat sebesar 3,09 persen pada akhir Maret 2022.
Selain itu, kualitas kredit yang membaik tersebut juga disebabkan oleh restrukturisasi kredit terdampak covid yang saat ini terus menurun secara gradual.
Hingga akhir kuartal I 2022 tercatat restrukturisasi kredit terdampak Covid sebesar Rp144,27 triliun, atau telah turun sebesar Rp103,75 triliun apabila dibandingkan dengan total akumulasi restrukturisasi yang mencapai Rp248,02 triliun.
BRI juga menyediakan pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi risiko kedepan dengan NPL Coverage sebesar 276 persen.
Angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage pada akhir Maret 2021 sebesar 231,17%.
“Alasan BRI menyiapkan pencadangan yang sangat memadai tersebut dilakukan untuk mengantisipasi risiko ketidakpastian kondisi perekonomian ke depan, karena adanya perang Rusia-Ukraina, inflasi, serta potensi kenaikan suku bunga yang akan terus dilanjutkan oleh The Fed,” ucapnya.
Baca juga: Saratoga Bagikan Dividen Rp 814 Miliar, Sandiaga Uno Cuan Berapa?