Harga Gas Alam AS Merangkak Lebih dari 9 Persen, Tertinggi Selama 14 Tahun Terakhir
Harga gas alam di AS kini telah melonjak 9 persen mencapai 169 dolar AS per juta British thermal unit (MMBtu),
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Memanasnya invasi yang dilakukan militer Rusia terhadap Ukraina tak hanya mendorong lonjakan harga komoditas pangan dunia, namun juga memicu adanya kenaikan harga gas alam global termasuk di Amerika Serikat, hingga menyentuh level tertinggi selama 14 tahun terakhir.
Harga gas alam di AS kini telah melonjak 9 persen mencapai 169 dolar AS per juta British thermal unit (MMBtu), selama perdagangan Rabu pagi (4/5/2022) di Wall Street.
Baca juga: Kapan Perang Ukraina akan Berakhir? NATO Peringatkan Konflik Bisa Berlangsung Bertahun-tahun
Angka ini tercatat sebagai yang tertinggi sejak September 2008 silam, meski tak berselang lama harga gas alam di pasar global turun menjadi 7,954 dolar AS per MMBtu.
Melansir dari CNBC Internasional, kenaikan harga gas alam di pasar AS bisa terjadi lantaran adanya keterbatasan pasokan gas alam global, ditengah meningkatnya permintaan komoditas gas di musim ini.
Menurut data yang dihimpun perusahaan minyak dan gas di AS, EBW Analytics, lonjakan harga komoditas gas alam untuk pembangkit listrik di Amerika mengalami peningkatan akibat dari adanya perubahan pola cuaca selama musim panas, hingga membuat meningkatnya penggunaan penyejuk udara atau Air conditioner (AC) di kawasan AS.
Baca juga: Imbas Konflik Rusia-Ukraina, Kompetisi Liga Primer Ukraina Dihentikan
“Perubahan yang lebih cepat dari perkiraan adalah pendorong utama bullish karena para pedagang melompat pada panasnya awal musim di Texas - dan perubahan model cuaca lebih lanjut yang lebih panas dapat menimbulkan tantangan tertinggi baru-baru ini," tambah perwakilan EBW Analytics
Sayangnya lonjakan permintaan tersebut, tak dibarengi dengan adanya peningkatan stok gas. Hal inilah yang memicu adanya kelangkaan hingga membuat terjadinya kenaikan harga, sehingga makin menambah tekanan inflasi di seluruh perekonomian AS. Tercatat penyimpanan gas milik AS kini hanya sebesar 21 persen, lebih rendah dibandingkan stok tahun lalu.
Pemerintah pusat AS pun sejauh ini belum menemukan cara yang efektif untuk menghalau lonjakan harga gas di wilayahnya, namun direktur pelaksana di Bank of America, Francisco Blanch berharap agar produsen gas di negaranya dapat meningkatkan produksi, sehingga keadaan pasar energi global dapat kembali stabil.
“Saya cukup prihatin dengan keadaan pasar energi. Mudah-mudahan kita akan melihat beberapa tanggapan pasokan. Mudah-mudahan produsen di AS dan di tempat lain akan bereaksi terhadap harga tinggi, tetapi tidak ada bantuan segera bagi konsumen,” tambah Blanch.