Realisasi Belanja BUMN Untuk Produk KUMKM Sudah Tembus Rp20 Triliun Lewat PaDi UMKM
Kolaborasi tersebut menguatkan komitmen bersama yang sudah dilakukan Erick dan Teten melalui inisiatif platform digital Pasar Digital
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, memperkuat sinergi mengoptimalkan anggaran BUMN untuk berbelanja produk koperasi dan UMKM, khususnya untuk nilai tender di bawah Rp400 juta.
Kolaborasi tersebut menguatkan komitmen bersama yang sudah dilakukan Erick dan Teten melalui inisiatif platform digital Pasar Digital atau PaDi UMKM yang mempertemukan seluruh BUMN dengan pelaku UMKM.
Sebagai informasi, PaDi UMKM atau Pasar Digital Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan platform digital yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN, dan bersinergi dengan BUMN, Kementerian UMKM dan juga Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah.
Baca juga: Pemerintah Komitmen Jadikan Presidensi G20 Ajang Promosi Produk Koperasi dan UMKM
Pasar Digital UMKM dibentuk dengan tujuan untuk membuka akses pasar yang lebih luas bagi UMKM untuk pengadaan barang dan jasa pemerintah, khususnya BUMN.
Erick mengungkapkan, hingga 25 April 2022, sudah ada lebih dari 15 ribu UMKM tergabung dalam PaDi UMKM dengan transaksi yang tercatat mencapai Rp20 triliun.
"BUMN sebetulnya tugasnya ada tiga yakni pembiayaan, pendampingan, dan membuka akses pasar. Tapi kita tidak mungkin membuka akses pasar sendiri tanpa dukungan kementerian lain, jadi perlu sinergi," ujar Erick dalam keterangannya dikutip, Senin (9/5/2022).
Baca juga: Segera Akses eform.bri.co.id/bpum untuk Cek Penerima BLT UMKM Rp 600 Ribu Tahun 2022
Sebelumnya, komitmen Erick Thohir untuk mendukung produk koperasi dan UMKM juga pernah ditegaskan pada acara Afirmasi Pembelian dan Pemanfaatan Produk Dalam Negeri Dalam Rangka Bangga Buatan Indonesia pada 25 April 2022.
Pada saat itu, dia menegaskan akan mencopot Direksi BUMN yang tidak menjalankan instruksi Presiden Joko Widodo terkait peningkatan pembelian dan pemanfaatan produk dalam negeri dalam hal ini UMKM.
“Ada lebih dari 100 hotel BUMI yang kita gabungkan. Nanti semua produknya harus di-support UMKM dengan Sarinah yang menjadi agregatornya,” papar Erick.
“Jadi brand-nya Sarinah tapi produk belakangnya sebenarnya UMKM semua,” sambungnya.
Baca juga: Lanjut di Tahun 2022, Segera Akses eform.bri.co.id/bpum untuk Cek Penerima BLT UMKM Rp 600 Ribu
Begitu pula untuk fasilitas publik milik BUMN yang lain misalnya rumah sakit, juga akan diupayakan untuk menggunakan produk-produk dari koperasi dan UMKM.
Sementara itu Menteri Teten menambahkan bahwa produk UMKM saat ini berkualitas dan mengikuti tren masyarakat yang meminati produk yang unik dan langka.
Sebab, sebagian besar KUMKM di tanah air merupakan penghasil produk artisan yang memiliki keunikan dan tidak diproduksi secara banyak.
"Produk UMKM tidak kalah dengan produk industri, karena ini produk artisan dan ini jadi keunggulan karena barangnya langka, jadi semakin langka semakin bagus," ucap Menteri Teten.
Oleh karena itu, ia mendorong kementerian/lembaga dan BUMN untuk mengoptimalkan belanja produknya pada produk dan jasa KUMKM yang kini terus meningkatkan kualitas dan kuantitasnya.