Sektor Pertanian Tetap Tumbuh Saat Pandemi Covid-19, Mentan Singgung Petrokimia Gresik
Mentan SYL menyampaikan bahwa selama dua tahun dihantam pandemi Covid-19, pertanian menjadi salah satu sektor yang terus tumbuh
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengapresiasi peran Petrokimia Gresik dalam memperkuat sektor pertanian nasional.
Mentan SYL menyampaikan bahwa selama dua tahun dihantam pandemi Covid-19, pertanian menjadi salah satu sektor yang terus tumbuh diantara banyak sektor lain yang tidak bisa tumbuh.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan II 2020 sektor pertanian berhasil tumbuh sebesar 16,24 persen.
Baca juga: Kementan Tingkatkan Produksi Beras Lewat Revitalisasi RMU dan Inovasi Dryer
Menurutnya, hal ini dapat terwujud berkat kontribusi Petrokimia Gresik dalam menjamin ketersediaan pupuk yang dibutuhkan dalam sektor pertanian.
“Kalau begitu, Petrokimia Gresik ini sangat penting, apalagi sudah 50 tahun berjuang. Jadi negara Indonesia yang hebat ini, pasti ada tangan Petrokimia Gresik di dalamnya,” kata Mentan SYL dalam pernyataannya, Kamis (12/5/2022).
Lebih lanjut Mentan SYL memaparkan, kinerja sektor pertanian yang tumbuh di tengah pandemi Covid-19 dapat dilihat dari peningkatan ekspor pertanian selama dua tahun terakhir.
Dimana pada tahun 2020 naik 15,79 % dan tahun 2021 naik lagi menjadi 38,68 % . Selain itu, juga dapat dilihat dari data Nilai Tukar Petani (NTP) atau kesejahteraan petani yang sudah berada di level 109 % dari target yang dicanangkan dalam APBN di level 104-105 % .
Dengan kinerja pertanian yang tumbuh, produksi beras nasional juga mengalami surplus 9,63 juta ton pada akhir tahun 2021.
Sehingga Indonesia tidak perlu lagi impor beras, karena pemerintah berhasil memenuhi kebutuhan komoditas pangan utama nasional.
“Orang bilang kalau tidak impor beras akan menjadi bencana bagi negeri, ternyata nggak tuh, karena ada Pupuk Indonesia dan Petrokimia Gresik yang bekerja di lapangan,” imbuhnya.
Meski kinerja pertanian meningkat, Mentan SYL mengungkapkan bahwa ada beberapa tantangan yang akan dihadapi Indonesia ke depan. Tantangan tersebut mulai dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan, perubahan iklim yang ekstrem, hingga perang Rusia-Ukraina yang berdampak pada pasokan bahan baku pupuk.
Baca juga: Banyak Hewan Ternak Terkena Wabah Penyakit Mulut dan Kuku, Kementan Pastikan Stok Hewan Kurban Aman
“Kita menghadapi ancaman dunia yaitu krisis berlapis tentang pangan dan energi, maka dari itu semua produktivitas hanya bisa naik kalau pupuknya tersedia. Oleh karena itu, tentu saja dengan hati, kerjasama, kita adaptasi cuaca, kita sesuaikan pupuknya, dan Petrokimia Gresik adalah perusahaan andalan karena Insan Petrokimia Gresik sangat kuat kerja samanya," ujar Mentan.
Sementara itu Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman mengungkapkan bahwa, dukungan Pupuk Indonesia terhadap ketahanan pangan diimplementasikan dari penyaluran pupuk bersubsidi yang sesuai dengan regulasi. Dimana saat ini stok pupuk bersubsidi dari Lini I hingga Lini III tersedia 1,4 juta ton.