Perketat Sanksi untuk Rusia, Jepang Larang Ekspor Peralatan Teknologi Canggih ke Moscow
Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang mengumumkan rencana pelarangan ekspor untuk barang dan teknologi canggih ke Moscow.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
![Perketat Sanksi untuk Rusia, Jepang Larang Ekspor Peralatan Teknologi Canggih ke Moscow](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pelabuhan-ekspor-jepang-15-oktober.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang mengumumkan rencana pelarangan ekspor untuk barang dan teknologi canggih ke Moscow.
Melansir dari Business Standard, pelarangan tersebut dilayangkan Jepang sebagai bentuk gertakan atas memanasnya invasi yang dilakukan Rusia.
"Di tengah situasi internasional di sekitar Ukraina, negara kami memberikan kontribusi pada upaya internasional untuk memastikan perdamaian di seluruh dunia, untuk menyelesaikan masalah ini, serta memberlakukan larangan ekspor barang berteknologi tinggi," kata kementerian Jepang.
Baca juga: Laba Bersih Krakatau Steel Tembus Rp 508 Miliar hingga April 2022
Nantinya mulai 20 Mei mendatang, beberapa barang berteknologi canggih seperti peralatan penyulingan minyak, komputer kuantum, mikroskop elektron, mikroskop atom serta printer 3D, akan berhenti dikirimkan Jepang keseluruh perusahaan Rusia.
Tak hanya itu, sejumlah alat canggih lainnya seperti peralatan untuk produksi dioda pemancar cahaya organik, alat produksi sirkuit mikroelektromekanis, alat untuk pengubah sel surya ke bahan bakar terbarukan, pompa vakum, peralatan pendingin, hingga alat pendeteksian gelombang elektromagnetik, juga akan mandek dipasok.
Keberadaan alat canggih Jepang di ibu kota Mosccow sangat berpengaruh besar bagi perkembangan teknologi Rusia.
Business & Human Rights Resource Centre mencatat sejauh ini setidaknya sudah ada 347 perusahaan Jepang yang berada di Rusia, diantaranya Japan Tobacco (JTI) yang merupakan perusahaan Jepang terbesar di Rusia.
Selain pelarangan ekspor diatas, Jepang juga turut memasukkan lebih dari 700 warga negara Rusia, Belarusia, republik rakyat Donetsk dan Lugansk, serta lebih dari 200 perusahaan dan organisasi Rusia ke dalam daftar hitam.
Baca juga: Rusia Tangguhkan Pasokan Listrik ke Finlandia, Imbas Rencana Gabung NATO?
Cara ini sengaja diambil pemerintah Jepang usai Putin gencar melakukan serangan operasi militer ke Ukraina.
Dengan memukul mundur sektor teknologi Rusia, pemerintah Jepang berharap agar cara ini dapat mewujudkan perdamaian dunia bersama negara-negara lainnya.