Pembatasan di China Sebabkan Bursa Saham Asia-Pasifik Berjatuhan
Pada Senin (16/5/2022) ini perdagangan di bursa saham Asia-Pasifik mengalami penurunan, setelah saat pembukaan sempat naik.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Berita buruk dari perekonomian China masih berimbas pada bursa saham Asia-Pasifik.
Pada Senin (16/5/2022) ini perdagangan di bursa saham Asia-Pasifik mengalami penurunan, setelah saat pembukaan sempat naik.
Pembatasan di China karena Covid-19, menyebabkan perekonomian di negeri itu mengalami penurunan.
Saham teknologi di Hong Kong melonjak sebelum memangkas beberapa kenaikan menyusul berita buruk ekonomi China.
Baca juga: Saham Teknologi Terpuruk, SoftBank Vision Fund Catat Rekor Kerugian 27 Miliar Dolar AS
Indeks Hang Seng Tech naik lebih dari 2 % pada satu titik, sebelum akhirnya turun sekitar 0,5 % . Saham Meituan di Hong Kong turun 4,5 % dan Tencent turun 1,6 %
Indeks Hang Seng yang lebih luas turun 0,3 % setelah sebelumnya mengawali positif perdagangan.
Saham China Daratan loyo, Shanghai Composite turun 0,4 % dan Komponen Shenzhen turun 0,48 % .
Data ekonomi China untuk bulan April meleset dari ekspektasi, tertekan oleh pembatasan ketat Covid-19 di sejumlah kota.
Baca juga: Saham Bank Besar Bertumbangan, Analis: Akan Segera Pulih
Penjualan ritel untuk April turun 11,1 % dibandingkan tahun lalu, lebih dari penurunan 6,1 % yang diperkirakan para analis, menurut jajak pendapat Reuters.
Produksi industri turun 2,9 % dari periode yang sama tahun 2021. Diperkirakan naik tipis 0,4 % .
Sebanyak 31 kota terbesar di China mengalami tingkat pengangguran naik ke level tertinggi baru 6,7 % pada bulan April, menurut data setidaknya hingga 2018.
Reuters melaporkan, otoritas Shanghai mengatakan pada hari Minggu bahwa beberapa bisnis akan mulai melanjutkan operasionalnya.
Baca juga: IHSG Anjlok Usai Libur Lebaran, Saham-saham Bank Besar Juga Ambrol
"Sementara Shanghai memberikan beberapa hal positif untuk pasar, tidak jelas kapan China akan berporos untuk hidup dengan Covid-19," kata Tapas Strickland, direktur ekonomi National Australia Bank dalam sebuah catatannya.
Di tempat lain, indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,24 % dan Topix turun 0,14 % . Kospi di Korea Selatan turun 0,14 % setelah naik di awal sesi, dan Kosdaq 0,63 % lebih tinggi.
Di Australia, S&P/ASX 200 naik 0,21 % . Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,04 % .
Asal tahu, indeks saham Asia dan di seluruh dunia minggu lalu bergejolak karena kekhawatiran inflasi.
Saham teknologi dan cryptocurrency terpukul keras, meskipun bitcoin telah mengurangi beberapa kerugian.
Saham AS rebound pada hari Jumat, tetapi masih membukukan kerugian untuk minggu ini.
Pasar Saham Singapura, Malaysia, Indonesia, dan Thailand tutup untuk hari libur hari ini. (Yudho Winarto)