Menkop UKM Teten Masduki: Wirausaha Nasional Dianggap Bagian dari Aktivisme Sosial
Kemenkop UKM berencana menambah dan melahirkan 1 juta Wirausaha Mapan dari kalangan usaha mikro dan kecil.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Endra Kurniawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki berencana mengundang para aktivis dan pegiat Non-Governmental Organization (NGO) untuk berdialog.
Teten akan menjelaskan rencana Pemerintah menambah dan melahirkan 1 juta Wirausaha Mapan dari kalangan usaha mikro dan kecil.
"Saya akan menjelaskan rencana Pemerintah untuk menambah dan melahirkan 1 juta Wirausaha Mapan baru dari kalangan usaha mikro dan kecil," kata Teten, dalam keterangan yang diterima, Selasa (17/5/2022).
Baca juga: Maju Berkah Basamo, Cara OJK Dorong Digitalisasi Usaha Mikro Kecil di Sumatera Barat
Dalam acara dialog itu, Teten juga akan melakukan klarifikasi dan memberikan penjelasan atas adanya salah pengertian dalam pernyataan singkatnya beberapa waktu lalu yang dikutip media. Sehingga muncul persepsi Teten anti aktivis sosial atau anti demokrasi.
Teten tidak pernah menyebut atau memberi sindiran tentang minimnya kontribusi para aktivis terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sebaliknya, kata dia, pengembangan wirausaha nasional merupakan bagian dari aktivisme sosial.
"Saya berharap dengan dialog nanti bisa membangun kolaborasi untuk tujuan besar pengembangan wirausaha nasional menjadi bagian dari aktivisme sosial. Dan tidak dipersepsi saya anti aktivis sosial atau anti demokrasi,” ucapnya.
Lebih lanjut Teten mengatakan bahwa tak boleh membiarkan usaha mikro atau ultra mikro terus membesar dari sisi jumlahnya.
Baca juga: Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki Ajak Penggiat NGO Bangun Satu Juta Wirausaha Baru
Namun, kata dia, usaha mikro dan ultra mikro mengalami stagnasi dalam pertumbuhannya.
"Memberdayakan usaha mikro menjadi wirausaha mapan sangat penting menjadi bagian dari kerja aktivis perubahan sosial, guna memperkuat ekonomi rakyat agar struktur ekonomi nasional lebih berkeadilan," ucapnya.
Karena faktanya, menurut Teten, saat ini jumlah wirausaha Indonesia masih sangat terbatas, yakni baru 3,18 persen.
"Ini masih jauh tertinggal di bawah negara-negara maju, atau bahkan negara-negara ASEAN,” ujarnya.
“Faktanya saat ini, jumlah wirausaha Indonesia masih sangat terbatas, yakni baru 3,18 persen. Jauh tertinggal di bawah Singapura yang sudah di angka 8,76 persen, Thailand 4,26 persen dan Malaysia 4,74 persen. Bahkan, negara-negara maju sudah mencapai 10-12 persen. Indonesia menargetkan jumlah wirausaha di tahun 2024 sebesar 3,95 persen,” pungkasnya.