Bukukan Laba Rp 601 Miliar Kinerja Q1-2022 TINS Melesat
Pada periode Q1 tahun 2022 TINS berhasil membukukan laba sebesar Rp 601 miliar atau naik 5713 persen dibandingkan Q1 tahun 2021.
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Timah Tbk (Persero) mengumumkan laporan Keuangan yang berakhir pada 31 Maret 2022.
Pada periode Q1 tahun 2022 TINS berhasil membukukan laba sebesar Rp 601 miliar atau naik 5713 persen dibandingkan Q1 tahun 2021.
Selain disebabkan oleh naiknya harga logam timah, hal ini juga dikarenakan efektifitas perseroan dalam menekan biaya operasional.
Baca juga: Setelah Nikel, Tahun Ini Pemerintah Bakal Larang Ekspor Bauksit dan Timah
Kinerja pada Q1 tahun 2022 perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 4.4 triliun atau naik 80 persen dibandingkan Q1 tahun 2021, dengan peningkatan kinerja laba operasi sebesar 575 persen menjadi Rp 885 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp131 miliar.
Laba bersih perseroan naik 5.713 % menjadi Rp 601 miliar dibandingkan periode Q1 tahun 2021 sebesar Rp10 miliar.
Naiknya profitabilitas perseroan terlihat pula dari naiknya EBITDA sebesar 213 persen menjadi Rp1,1 triliun dari sebelumnya Rp 347 miliar.
Posisi nilai aset perseroan pada Q1 tahun 2022 sebesar Rp14.4 triliun atau turun 2 persen dibandingkan akhir tahun 2021 sebesar Rp14,7 triliun.
Posisi liabilitas sebesar Rp 7,4 triliun atau turun 12 % dibandingkan posisi akhir tahun sebesar Rp 8,4 triliun, sedangkan posisi ekuitas naik 11 % menjadi Rp 7,0 triliun dibandingkan posisi akhir tahun sebesar Rp 6,3 triliun.
Baca juga: Nikel Sudah, Kini Pemerintah Berencana Larang Ekspor Bauksit dan Timah Tahun Ini
Posisi cash flow operasi perseroan naik 111 % menjadi Rp2,1 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 0,9 triliun.
Pinjaman bank dan utang obligasi pada Q1 tahun 2022 turun signifikan menjadi Rp3,7 triliun dari sebelumnya Rp5,1 triliun.
Indikasi baiknya performa finansial Perseroan terlihat dari beberapa rasio seperti Quick Ratio sebesar 44 % , Current Ratio sebesar 153 % , Gross Profit Margin sebesar 25 % , Net Profit Margin sebesar 14 % , Debt to Asset Ratio sebesar 26 % , dan Debt to Equity Ratio sebesar 53 % .
Produksi bijih timah pada Q1 tahu 2022 tercatat sebesar 4.508 ton atau turun 11 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5.037 ton. Dari jumlah tersebut 35 % atau 1.583 ton berasal dari penambangan darat, sedangkan sisanya 65 % atau 2.925 ton berasal dari penambangan laut.
Produksi logam timah Q1 tahun 2022 turun sebesar 8 % menjadi 4.820 Mton dari periode Q1 tahun 2021 sebesar 5.220 Mton.
Baca juga: Situasi Terkini Ekonomi AS Menuju Resesi, Biden Bisa Kehilangan Dukungan
Sementara penjualan logam timah tercatat sebesar 5.703 Mton atau turun sebesar 4 % dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar 5.912 Mton.
Harga jual rata-rata logam timah pada Q1 tahun 2022 sebesar USD 43.946 per Mton atau naik signifikan 76 % dibandingkan Q1 tahun 2021 sebesar USD 24.992 per Mton.
“Ke depan perseroan terus berupaya untuk meningkatkan volume produksi, sehingga target produksi dapat tercapai sesuai RKAP. Produksi bijih timah berbiaya rendah dari penambangan offshore akan terus ditingkatkan agar profit margin yang optimal tetap dapat dipertahankan," ujar Direktur Keuangan PT Timah tbk, Krisna Sjarif dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Kamis (19/5/2022). (Willy Widianto)