Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rusia Bertekad 'Curi' Kembali Asetnya yang Telah 'Dirampok' Negara Barat

Menurut seorang karyawan rantai ritel, jika Samsung dan Apple meninggalkan pasar sepenuhnya, ceruk mereka akan diisi oleh smartphone Cina yang murah

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Rusia Bertekad 'Curi' Kembali Asetnya yang Telah 'Dirampok' Negara Barat
AFP/KIRILL KUDRYAVTSEV
Prajurit Rusia berbaris di Lapangan Merah selama parade militer Hari Kemenangan di Moskow tengah pada 9 Mei 2022. - Rusia merayakan ulang tahun ke-77 kemenangan atas Nazi Jerman selama Perang Dunia II. (Photo by Kirill KUDRYAVTSEV / AFP) 

Renault tidak akan memiliki opsi untuk membeli kembali pabriknya di Moskow, kata Wakil Walikota Maksim Liksutov di televisi Moskva-24.

"Penting bahwa ketika kami mendapatkan pabrik, kami tidak memberikan opsi kepada Renault untuk pembelian kembali," kata Liksutov.

"Itu adalah posisi prinsip walikota Sergey Sobyanin."

Baca juga: Dekat dengan Rusia, Mantan Kanselir Jerman Kehilangan Hak Istimewanya

Pabrik di masa depan akan menggunakan sebagian besar suku cadang mobil buatan Rusia, katanya. Kota Moskow siap memberikan pesanan untuk pabrik, katanya.

Sobyanin sebelumnya mengatakan pabrik tersebut akan membuat mobil Moskvitch. Pembuat truk Kamaz akan menjadi mitra teknologi, kata walikota di blognya.

Kementerian Perdagangan dan Industri Rusia mengharapkan bekas pabrik Renault Rusia akan mulai memproduksi mobil Moskvitch akhir tahun ini.

Dinasionalisasi

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, Pemimpin Rusia Vladimir Putin mengatakan dirinya bertindak tegas terhadap perusahaan asing yang menutup operasinya di Rusia karena tekanan negara asal akibat menentang invasi Rusia ke Ukraina.

Putin mengatakan, Pemerintha Rusia akan menasionalisasi aset-aset perusahaan asing tersebut.

Hampir 200 perusahaan asing besar mengumumkan bahwa mereka menangguhkan pekerjaan mereka di Rusia atau meninggalkan negara itu. Diantaranya adalah perusahaan teknologi di sektor energi, otomotif, pengecer pakaian, sepatu dan kosmetik, serta jasa keuangan.

Namun, bisnis asing tidak akan dapat menarik modal mereka dari negerinya Vladimir Putin itu. Pada 1 Maret, sebuah keputusan presiden mulai berlaku yang secara praktis menghalangi investor asing untuk menarik aset Rusia.

Menurut Yaroslav Kabakov dari Finam, banyak perusahaan yang membekukan investasi, namun akan terus berfungsi di Rusia. Menurutnya, sebagai konsekuensinya, PDB Rusia dapat melambat menjadi negatif 5 % setiap tahun.

"Hambatan utama untuk penggantian impor yang cepat, aneh kedengarannya, adalah integrasi yang tinggi dari banyak perusahaan Barat ke dalam ekonomi Rusia, tidak ada yang akan menyerah begitu saja. Alasan kedua adalah penurunan tajam dalam sumber investasi, " kata ahli itu seperti dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.

Perusahaan-perusahaan Barat mungkin harus membayar mahal untuk meninggalkan Rusia, kata analis terkemuka dari Mobile Research Group Eldar Murtazin.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas