Analis: Saham Properti dan Teknologi Akan Tertekan Kenaikan Suku Bunga
sektor properti dinilai masih prospektif, di mana mendapat sentimen positif terhadap rencana pemerintah untuk memindahkan ibu kota
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini, IDX property dan real estate masih dalam kondisi tertekan, di mana mencatatkan imbal hasil sebesar minus 8,08 persen sejak awal 2022.
Sementara, indeks komposit tanah air yakni Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melesat sebesar 6,8 persen.
"Di tengah era kenaikan suku bunga memang sektor properti akan tertekan, di samping sektor teknologi," ujar Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus dalam risetnya, Senin (30/5/2022).
Baca juga: IHSG Pekan Lalu Sudah Tembus ke 7.026, Bagaimana Prediksi Perdagangan Saham Hari Ini?
Meski demikian, sektor properti dinilainya masih prospektif, di mana mendapat sentimen positif terhadap rencana pemerintah untuk memindahkan ibu kota ke Kalimantan.
"Hal itu dapat meningkatkan permintaan investasi properti di kawasan bisnis strategis ke depannya. Di samping itu, pembangunan rumah tapak yang memiliki permintaan cukup tinggi saat ini berada di pinggiran kota, di mana harganya jauh lebih terjangkau," kata Nico.
Baca juga: Pasar Saham Global Anjlok, Lima Miliarder Ini Kehilangan Rp 4.395 Triliun, Siapa Saja?
Sementara jika berkaca ke level pra pandemi 2019, suku bunga berada di level 5 persen, dan apabila dinaikkan menjadi 4 persen tahun ini, artinya masih ada spread yang menarik minat kredit properti.
"Kami melihat perkembangan ekonomi dalam negeri terus menunjukkan pemulihan, di mana cukup terakselerasi, meskipun dibayangi inflasi tinggi. Ini masih memberikan ruang bagi sektor properti untuk melanjutkan pemulihan tahun ini, meskipun dengan tingkat kecepatan yang lambat," pungkasnya.