Ketua Komisi VII DPR Dukung Pertamina Optimalkan Subsidi untuk Masyarakat
Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto mendukung penuh optimalisasi subsidi Pemerintah oleh Pertamina.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto mendukung penuh optimalisasi subsidi Pemerintah oleh Pertamina.
Yaitu melalui pengoperasian Lembaga Penyalur Program BBM Satu Harga dan Program One Village One Outlet (OVOO).
Menurut Sugeng, program tersebut merupakan implementasi perlindungan negara kepada rakyat melalui penyediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liqufied Petroleum Gas (LPG) subsidi.
Baca juga: Produk Renewable Diesel Pertamina Dukung Penyelenggaraan Formula E Jakarta
“BBM dan LPG subsidi menunjukkan negara hadir untuk rakyat dan mewujudkan energi berkeadilan. Untuk itu, kami mendukung berbagai upaya yang dilakukan Pertamina, termasuk memastikan keberlanjutan Program BBM Satu Harga dan OVOO,” kata Sugeng di Jakarta hari ini (3/6/2022).
Menurut Sugeng, Program BBM Satu Harga dan OVOO merupakan upaya Pemerintah dan Pertamina agar BBM dan LPG subsidi sampai ke seluruh penjuru Nusantara, dari Sabang sampai Merauke hingga pelosok.
Dengan program tersebut, masyarakat bisa menikmati BBM dan LPG dengan harga yang sama dengan saudara-saudara mereka di Pulau Jawa.
“Itu peran strategis negara melalui BUMN dan DPR selalu mendukung yang terbaik bagi rakyat,” lanjut Sugeng.
Sugeng menambahkan, melalui Program BBM 1 Harga dan OVOO, Pertamina terus memperluas infrastruktur penyaluran BBM dan LPG Subsidi hingga ke seluruh pedesaan.
Baca juga: Pertamina Sebut Program BBM Satu Harga Telah Jangkau 328 Titik di Seluruh Indonesia
“Program ini juga akan meningkatkan keterjangkauan BBM dan LPG subsidi dan mendorong pertumbuhan ekonomi desa,” kata dia.
Dalam kaitan itu pula, imbuh Sugeng, Komisi VII DPR akan mengawasi program tersebut. “Sesuai fungsi pengawasan, Komisi VII juga akan terus mengawasi penyaluran BBM dan LPG Subsidi tepat sasaran,” kata dia.
DPR sendiri, lanjut Sugeng, menyadari bahwa saat ini Pemerintah mengalami beban sangat berat.
Terutama di tengah kondisi geopolitik saat ini yang berimbas pada harga minyak dunia. Kondisi terbaru misalnya, Eropa bahkan melarang impor minyak dari Rusia, sebagai dampak konflik Rusia-Ukraina.
Larangan tersebut, kembali membuat harga minyak mentah ikut melambung. Dan saat ini, harga jenis Brent berada pada level USD116,29 per barel atau naik 69 sen atau 0,6 persen. Sementara jenis West Texas Intermediate AS naik 59 sen atau 0,5 persen menjadi USD 115,26.
“DPR telah menyetujui penambahan subsidi anggaran energi. Karena ini menjadi bagian penting bagi rakyat,” lanjut Sugeng.
Program BBM 1 Harga, yang sudah diterapkan sejak 2017 sebagai arahan Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Perkuat Transisi Energi, Pertamina Renewable Diesel Hadir untuk EV Jakarta E-Prix 2022
Saat ini, Program BBM 1 Harga tersebar di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di 112 kabupaten di Indonesia sebanyak 328 lembaga penyalur.
Pada 2022 Pemerintah menargetkan 92 titik BBM 1 Harga dan progres pembangunan saat ini telah berhasil dituntaskan sebanyak tujuh titik tersebar di Kalimantan Barat (dua titik), Kalimantan Tengah (satu titik), Sulawesi Utara (satu titik) dan Kepulauan Maluku (tiga titik).
Selain itu, sebanyak 65 titik BBM 1 Harga tengah dalam proses pembangunan dan perizinan pemerintah daerah.
Adapun untuk OVOO, Pertamina telah mengembangkan 217.687 pangkalan LPG 3 kg yang tersebar di 61.801 desa. Melalui OVOO, Pertamina akan memastikan LPG Subsidi dapat dinikmati masyarakat kecil di pedesaan.