Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Strategi Menteri Perhubungan Atasi Mahalnya Harga Tiket Pesawat, Upayakan Penjualan Hingga 60 Persen

Dengan kebijakan block seat atau sistem pemesanan tiket terlebih dahulu ke pihak maskapai, maka okupansi pesawat menjadi di atas 60 persen.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Strategi Menteri Perhubungan Atasi Mahalnya Harga Tiket Pesawat, Upayakan Penjualan Hingga 60 Persen
istimewa
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi - Strategi Menteri Perhubungan Atasi Mahalnya Harga Tiket Pesawat, Upayakan Penjualan Hingga 60 Persen 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi akan menggandeng pemerintah daerah dan maskapai untuk melakukan blok seat atau sistem pemesanan tiket terlebih dahulu sehingga tingkat okupansi menjadi maksimal dan penjualan tiket pesawat terbang meningkat.

Budi Karya Sumadi berujar, terdapat sejumlah faktor yang membuat harga tiket pesawat terbang melambung, yakni jumlah pesawat yang terbatas dan kenaikan harga avtur, sehingga menyebabkan kerugian bagi maskapai penerbangan Tanah Air.

Karena itu, ucap Budi Karya, Kementerian Perhubungan ingin memaksimalkan okupansi maskapai penerbangan yang saat ini dinilai masih rendah. Menurut Budi Karya, beberapa tempat okupansinya masih di bawah 50 persen.

Baca juga: Anggota Komisi V DPR Cecar Kementerian Perhubungan Soal Harga Tiket Pesawat Mahal

"Dengan begitu perusahaan penerbangan rugi, karena itu kita kerja sama dengan Pemda untuk memberikan suatu sharing dengan block seat, sehingga minimal jumlah dari penjualan itu 60 persen," ujar Budi Karya usai rapat kerja bersama Komisi V DPR di Jakarta, Selasa (7/6/2022).

Jika penjualan tiket di atas 60 persen, ucap Budi Karya, maka tingkat kemungkinan mereka akan tetap eksis dengan tarif yang lebih terjangkau bisa terjadi. 

"Jadi kita upayakan beberapa tempat seperti di Toraja, Silampari," tutur Budi Karya.

BERITA TERKAIT

Dengan kebijakan block seat atau sistem pemesanan tiket terlebih dahulu ke pihak maskapai, maka okupansi pesawat menjadi di atas 60 persen.

Sejumlah pesawat terbang terparkir di Terminal 1 Bandar Udara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (24/4/2020).
Sejumlah pesawat terbang terparkir di Terminal 1 Bandar Udara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (24/4/2020). (Surya/Ahmad Zaimul Haq)

Budi Karya mengatakan, akan mengumpulkan para bupati-bupati di beberapa daerah untuk membicarakan mengenai Pemda akan menanggung sistem block seat tersebut agar tiket pesawat bisa segera normal kembali.

"Block seat sebenarnya akan dipakai oleh pegawai Pemda atau relasi dan sebagainya. Nah kalau ada satu tingkat kepastian okupansi itu tercapai, maka tarif dari angkutan udara itu bisa lebih terjangkau," imbuh Budi Karya.

Dicecar Anggota Komisi V DPR

Anggota Komisi V DPR RI mencecar Kementerian Perhubungan soal harga tiket pesawat mahal.

Hal itu disampaikan saat rapat kerja antara Komisi V DPR RI dengan Kementerian Perhubungan di DPR, Jakarta, Selasa (7/6/2022).

Baca juga: Ini Strategi Citilink Gaet Penumpang Disaat Harga Tiket Pesawat Melambung Tinggi

Anggota Komisi V DPR Irwan berujar, harga tiket pesawat rute domestik dan rute internasional sama mahalnya.

Menurut Irwan, harga tiket saat ini menyulitkan masyarakat yang memilih pesawat sebagai moda transportasi.

Irwan mencontohkan, harga tiket dari Kalimantan Timur (Kaltim) ke Jogja mencapai Rp 2,5 juta. Belum lagi, jika masyarakat ingin berwisata ke Candi Borobudur, yang direncanakan akan ada kenaikan tiket naik candi.

“Misalnya, Kaltim ke Jogja itu Rp2,5 juta. Kemudian masuk Borobudur Rp750.000, tambah berat masyarakat,” tutur Irwan saat rapat kerja Komisi V DPR RI bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Selasa (7/6/2022).

Irwan menuturkan, sebelum mudik harga tiket pesawat mahal di sejumlah provinsi. Namun, setelah mudik tiket pesawat tinggi hampir merata. Karena itu, ia meminta Kementerian Perhubungan melakukan evaluasi kebijakan.

Baca juga: Harga Tiket Pesawat Melonjak, Pemerintah Diminta Lakukan Intervensi

"Secara dampak kebijakan untuk tarif batas atasnya banyak yang dilanggar oleh maskapai," ucap Irwan.

Pemerintah Diminta Lakukan Intervensi

Pemerintah diminta melakukan intervensi terhadap maskapai, seiring melonjaknya harga tiket pesawat tujuan dalam negeri maupun luar negeri secara tajam. 

"Sejak sebelum mudik sudah saya ingatkan (Kemenhub) soal kenaikan tiket Pesawat yang terjadi di dalam negeri seperti di Aceh, Papua, Kalimantan, Sulawesi dan Jawa, serta berbagai daerah. Dan hingga sekarang saya rasa belum ada langkah kongkrit atasi persoalan tersebut,” ujar Anggota Komisi V DPR Irwan, Senin (6/6/2022).

Irwan menyarankan agar regulator khususnya Kemenhub melakukan kebijakan tuslah tiket pesawat berupa fuel surcharge.

“Saya harap ada kebijakan tuslah kembali diberikan mengantisipasi harga avtur yang melonjak naik. Jangan hanya bisa menyalahkan harga Avtur naik, lakukan segera intervensi," papar Irwan.

Baca juga: Era Harga Tiket Pesawat Murah Telah Berakhir

Irwan mengaku akan menanyakan masalah lonjakan tarif tiket pesawat ini kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam kesempatan Rapat Dengar Pendapat di Komisi V DPR. 

Sebab, sebelumnya Menhub telah mengeluarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 68 Tahun 2022 tentang Biaya Tambahan (Fuel Surcharge) Tarif Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri yang mulai berlaku sejak ditetapkan pada 18 April 2022.

“Saya akan pertanyakan ke pak Menteri ihwal ini, kan sebaiknya dievaluasi saat ada kenaikan. Jangan cuma bisa salahkan harga avtur yang naik, kenaikan ini justru makin memberatkan masyarakat,” ujar politikus Demokrat itu.

Strategi Maskapai

Kenaikan harga bahan bakar jenis avtur, membuat harga tiket pesawat domestik dan internasional melambung tinggi. 

Tiket pesawat domestik rute Jakarta-Bali sempat tembus Rp 1,2 juta hingga Rp 1,4 juta untuk satu kali penerbangan langsung. 

Kenaikan harga avtur memang memiliki dampak yang signifikan kepada harga tiket pesawat. Maskapai Citilink pun mengaku menaikan harga tiket penerbangan karena harga avtur yang fluktuatif.

VP Corporate Secretary & CSR PT Citilink Indonesia Diah Suryani Indriastuti mengatakan, untuk beradaptasi dengan harga avtur yang fluktuatif ini Citilink menghadirkan promo untuk para calon penumpang. 

"Selain itu kami juga bekerjasama dengan perbankan sebagai partner dalam menghadirkan program potongan harga setiap harinya," ujar Diah kepada Tribunnews.com, Selasa (7/6/2022). 

Ia menyebutkan, strategi tersebut tentunya agar dapat menarik penumpang di tengah harga tiket yang fluktuatif ini.

Sebagai informasi, harga tiket pesawat Citilink sempat menyentuh Rp 1,4 juta pada periode 2 Juni 2022 untuk penerbangan langsung dari Jakarta ke Bali.

Kenaikan harga tiket tidak hanya dialami oleh Citilink, maskapai lain pun ikut menaikan harga tiket khususnya rute Jakarta-Bali.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas