Bank Dunia Ingatkan Resesi Kali Ini Akan Sulit Dihindari oleh Banyak Negara
Malpass mengatakan dunia sedang di ambang resesi dan ada sederet peristiwa yang menghantam perekonomian global.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Bisnis juga bergulat dengan biaya yang lebih tinggi untuk komoditas dan upah, bahkan saat ini harus bersaing dengan suku bunga yang lebih tinggi yang berpotensi merugikan laba mereka juga.
Sederet potensi itu menjadi bagian dari alasan mengapa Bank Dunia kini semakin gugup.
Organisasi pemberi pinjaman internasional pun kini mengharapkan ekonomi global tumbuh pada kecepatan tahunan 'hanya 2,9 persen' tahun ini.
Turun tajam dari tingkat pertumbuhan 5,7 persen tahun lalu serta perkiraan Bank Dunia pada Januari 2022 yakni sebesar 4,1 persen.
"Pemulihan dari stagflasi tahun 1970-an membutuhkan kenaikan tajam suku bunga di negara-negara maju utama, yang memainkan peran penting dalam memicu serangkaian krisis keuangan di pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang," kata Bank Dunia dalam perkiraan barunya.
Bank Dunia tidak mengharapkan rebound besar dalam waktu dekat.
Karena dikatakan bahwa pertumbuhan global harus 'melayang di sekitar' level 2,9 persen untuk tahun depan dan 2024, menggambarkan beberapa tahun ke depan sebagai 'periode pertumbuhan lemah yang berlarut-larut dan inflasi yang meningkat'.