Harga Emas Anjlok karena Terpengaruh Inflasi Amerika Serikat
Harga emas mengalami penurunan pada Senin (13/6/2022), setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) di bulan Mei dirilis pada Jumat (10/6/2022).
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Harga emas mengalami penurunan pada Senin (13/6/2022), setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) di bulan Mei dirilis pada Jumat (10/6/2022).
Diketahui harga konsumen naik menjadi 8,6 persen dan mencapai level tertinggi selama empat dekade.
Melansir dari Daily News Egypt, harga spot emas turun 0,9 persen menjadi $1,853,80 per ounce. Harga emas berjangka AS juga turun 0,97 persen menjadi $1,857,40.
Baca juga: Update Harga Emas Antam Selasa, 14 Juni 2022: Turun Rp10.000, Jadi Rp986.000 per Gram
Emas yang dipandang sebagai aset safe-heaven di saat krisis ekonomi, mencapai level tertinggi $1.877,05 per ounce, pada Kamis (9/6/2022).
Indeks harga konsumen AS mencapai 8,6 persen di bulan Mei, yang merupakan rekor tertinggi sejak tahun 1981, mendorong Federal Reserve (the Fed) untuk menaikkan suku bunga secara agresif.
Menurut analis Senior di ActivTrades, Ricardo Evangelista mengatakan banyak pengamat memperkirakan inflasi AS akan mencapai level tertinggi pada bulan April, sehingga membuat pasar menilai kembali tindakan The Fed dalam menghadapi inflasi ini.
Ada kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga, dan beberapa analis memperkirakan pada Rabu (15/6/2022) besok, The Fed akan mengeluarkan keputusan yang mengejutkan dengan menaikkan suku bunga menjadi 75 basis poin, bukan seperti yang diharapkan sebelumnya yaitu sebesar 50 basis poin.
"Melawan latar belakang seperti itu, emas akan mendapat dukungan dari pelarian ke tempat yang aman, karena investor meninggalkan aset berisiko, namun, keuntungan tersebut akan dibatasi oleh penguatan USD dan kenaikan imbal hasil treasury," Evangelista menyimpulkan.
Baca juga: Harga Emas Antam Selasa 14 Juni 2022 Turun Rp 10.000 Jadi Rp 986 Ribu Per Gram
Dolar AS terus Naik
Selain itu, selama perdagangan pada Senin (13/6/2022) kemarin, nilai USD menguat terhadap mata uang utama lainnya.
Evangelista yakin jika The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, maka penguatan nilai dolar AS lebih lanjut akan terjadi, terutama dalam kaitannya dengan mata uang Yen Jepang.
Hal ini karena bank sentral Jepang tetap menjadi bank dengan sikap paling dovish atau menunda kenaikan suku bunga dan melonggarkan kebijakan moneter, di antara negara ekonomi maju.