Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Presiden Kembali Ingatkan, Indonesia Hadapi Ancaman Krisis Pangan dan Energi

Presiden mengatakan, Indonesia menghadapi ancaman krisis pangan, krisis energi, serta kenaikan inflasi yang juga dialami semua negara.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Presiden Kembali Ingatkan, Indonesia Hadapi Ancaman Krisis Pangan dan Energi
Tribunnews.com/ Taufik Ismail
Presiden Presiden Joko Widodo 

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2022 di Istana Negara, Selasa, (14/6/2022).

Presiden kembali mengingatkan, situasi yang dihadapi Indonesia sekarang tidak mudah karena faktor ketidakpastian global. Indonesia menghadapi ancaman krisis pangan, krisis energi, serta kenaikan inflasi yang juga dialami semua negara.

“Sampai saat ini, ini baru awal-awal. Oleh sebab itu, kita semuanya betul-betul harus menyiapkan diri mengenai ini,” kata Presiden.

Dari segala macam tantangan, ancaman krisis pangan dan energi sangatlah penting. Pasalnya Indonesia merupakan negara besar sehingga membutuhkan pangan dan energi yang besar.

“Baik untuk kendaraan, maupun untuk industri, untuk rumah tangga dan lain-lainnya,” kata Presiden.

Baca juga: Percepat Kegiatan Ekspor, Zelensky Tetapkan Dua Rute Baru untuk Pengiriman Pangan

Meskipun demikian kata Presiden ancaman krisis pangan tersebut dapat dijadikan peluang ekonomi. Indonesia memiliki lahan besar yang belum dimanfaatkan.

BERITA REKOMENDASI

Jika diubah menjadi lahan produktif maka sangat memungkinkan Indonesia akan surplus pangan sehingga kemudia dapat melakukan ekspor.

Baca juga: Jadi Kambing Hitam Krisis Pangan Global, Ini Jawaban Rusia

“Dua hari yang lalu, malam, saya mendapatkan telepon dari Seorang perdana menteri nggak usah saya sebutkan, beliau meminta-minta betul, Presiden Jokowi tolong dalam sehari dua hari ini, kirim yang namanya minyak goreng," ujarnya.

"Stok kami betul-betul sudah habis dan kalau barang ini tidak datang akan terjadi krisis sosial, ekonomi, yang berujung juga pada krisis politik, dan itu sudah terjadi di negara yang namanya Sri Lanka,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas